Jejamo.com – Wabah demam berdarah yang membuat banyak orang cemas ternyata dapat membawa rezeki bagi sebagian orang. Salah satunya adalah peternak ikan cupang, mereka malah mampu mereguk untung lebih saat DBD mewabah.
Permintaan pasar atas ikan berukuran mini ini melonjak drastis karena keunikan dan kemampuannya memakan jentik. “Ikan ini cocok sebagai predator jentik nyamuk,” kata Heru Sulistyo, salah satu peternak ikan cupang, di Kelurahan Ketami, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Sabtu, 6/2/2016. Seperti dikutip Tempo.co.
Selain bentuk dan warnanya yang beragam, sehingga dimasukkan ke kelompok ikan hias, ikan ini memiliki tingkat ketahanan hidup yang luar biasa. Cupang, yang memiliki nama Latin, Betta splendensIa ini mampu hidup di air dingin tanpa bantuan mesin oksigen.
Cupang makin dicari karena kegemarannya memakan jentik nyamuk. Kebiasaan cupang ini dinilai efektif memutus siklus perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, yang menjadi pembawa penyakit demam berdarah. Masyarakat kerap meletakkannya di dalam bak penampungan kamar mandi, tandon air, hingga vas bunga berbahan air yang kerap dihinggapi nyamuk.
Heru mengatakan, permintaan ikan cupang di tempatnya mengalami lonjakan sejak Januari 2016 lalu sebesar 25 persen. Bahkan, dalam seminggu terakhir, jumlah order yang masuk ke tempatnya mencapai 60 ribu ekor ikang cupang dengan harga Rp 800-1.000 per ekor. “Tapi saya hanya bisa memenuhi 45 ribu ekor,” terangnya.
Zahnia Frida, ibu rumah tangga di Kediri, mengaku sudah dua pekan memelihara ikan cupang di rumahnya. Ibu dua anak ini khawatir atas pertumbuhan jentik nyamuk di bak kamar mandi yang berkembang pesat sehingga akhirnya memutuskan membeli ikan cupang.
“Dulu pernah memasukkan ikan jenis black molly, tapi gampang mati,” katanya.
Dia juga mengatakan ikan cupang ini tak begitu membuat air bak mandi menjadi kotor dan amis. Hal inilah yang disukai warga dari cupang sebagai pembasmi jentik.(*)
Tempo.co