Jejamo.com – Demi menyelamatkan warga kota Aleppo, Suriah yang dikepung perang, pasukan pemerintah Suriah dan milisi oposisi kemungkinan akan menyepakati gencatan senjata. Materi gencatan senjata dan mengakhiri perang saudara di Suriah itu kini tengah dibicarakan oleh sejumlah negara-negara di Jerman, Kamis, 11/2/2016.
Usulan gencatan senjata itu juga datang dari Rusia. Dikutip dari Reuter seorang pejabat negara barat yang ikut dalam rapat itu mengatakan gencatan senjata akan dimulai pada 1 Maret 2016.
Namun hal itu tak mendapat konfirmasi dari pejabat Rusia di PBB. “Tidak ada kesepakatan yang dicapai. Duta Besar Rusia untuk PBB berbicara masalah umum tentang gencatan senjata di Suriah sebagai bagian dari negosiasi. Ketika kami tanya lebih rinci, beliau tidak bersedia menjelaskan lebih banyak,” kata Elizondo, salah seorang wartawan Al Jazeera yang meliput di kantor PBB.
Kekuatan besar yang akan mengadakan pertemuan di Munich, Jerman, pada Kamis, 11 Februari 2016, itu di antaranya Rusia, Amerika Serikat, Arab Saudi, dan Iran. “Mereka bertemu di Jerman dalam rangka menghidupkan kembali perdamaian di Suriah,” tulis Al Jazeera, Kamis.
Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk PBB, Mattew Rycoft, berharap Rusia akan hadir dalam pertemuan Munich, Kamis, dengan membawa gagasan konkret mengenai gencatan senjata di Suriah dan akses bantuan kemanusiaan. Sedikitnya 50 ribu warga Suriah telah mengungsi untuk menghindari pertempuran sengit di Aleppo.
“Beberapa kawasan di provinsi tersebut membutuhkan suplai air bersih,” tulis sebuah pernyataan dari Komite Internasional Palang Merah (ICRC), Rabu, 10/2/2016.
Adapun organisasi pemerhati hak asasi manusia berbasis di London, Syrian Observatory for Human Rights, pada Rabu melaporkan setidaknya 500 warga tewas sejak pemerintah Suriah didukung serangan udara Rusia melancarkan serangan besar dari utara Aleppo pada 1 Februari 2016.
“Di antara yang tewas itu, terdapat 89 warga sipil, termasuk 23 anak-anak, 143 pejuang pro-pemerintah, 274 pemberontak, dan milisi asing,” demikian pernyataan Observatory.
Saat ini, pasukan pemerintah Suriah menguasai bagian barat Kota Aleppo, sementara pemberontak menduduki wilayah di bagian timur. Namun, Observatory menyatakan, hampir semua wilayah tersebut berada di balik desa-desa yang ada. (*)
Tempo.co