Jejamo.com – Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta Brigadir Jenderal Erwin Triwanto mengatakan, pihaknya kini tengah meningkatkan kewaspadaan terhadap aksi teroris melalui racun makanan. Target teroris tersebut adalah polisi sendiri.
“Teror bisa saja melalui makanan entah itu brownies atau makanan lain. Yang jelas kami meningkatkan kewaspadaan terhadap aksi terorisme,” kata Erwin. Seperti dikutip Tempo.co, Senin, 15/2/2016.
Kewaspadaan ini dilakukan setelah tersebar telegram tentang kemungkinan aksi teror akan terjadi melalui makanan yang dikunsumsi polisi. Kabar ini beredar setelah Detasemen Khusus Anti-teror Markas Besar Kepolisian RI, menangkap sejumlah orang yang diduga terlibat teroris sepanjang pada Jumat lalu.
Di antaranya dua orang pedagang Kebab di Purwakarta, Jawa Barat, dan seorang pemilik klinik herbal di Klaten, Jawa Tengah, pada Jumat, 12/2/2016 lalu.
Menurut Erwin, pihaknya mewaspadai aksi teroris mengirim makanan terutama brownies yang sudah dicampur sianida untuk polisi. Modus ini diduga terinspirasi kasus tewasnya pengusaha Wayan Mirna Salihin yang diduga diracun setelah meminum es kopi Vietnam di Olivier Café, Grand Indonesia, Jakarta.
Sayangnya, Erwin enggan menjelaskan soal imbauan mewaspadai serangan teroris lewat makanan merupakan perintah Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti lewat pesan singkat. Tetapi, dia membenarkan adanya perintah meningkatkan kewaspadaan dari Polri.
Sama halnya dengan di Yogyakarta, Polda Jawa Barat meningkatkan kewaspadaan terkait adanya upaya kelompok teroris melawan aparat dengan mengirim makanan beracun.
“Sudah saya perintahkan ke kepala satuan wilayah untuk meningkatkan kewaspadaan. Kalau misalnya menerima makanan seperti brownis atau roti harus tingkatkan kewaspadaan. Jangan diterima,” kata Kepala Polda Jawa Barat Inspektur Jendral Moechgiyarto.(*)
Tempo.co