Minggu, November 10, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Pengrajin Keranjang Bibit Pekalongan Lampung Timur Hidup dari UKM Pembibitan

Keranjang Bibit, hasil  kerajinan tangan dari anyaman bambu yang digunakan sebagai tempat untuk menaruh bibit tanaman yang biasa dijajakan di daerah kecamatan Pekalongan Lamtim | Wahyu/jejamo.com
Keranjang Bibit, hasil kerajinan tangan dari anyaman bambu yang digunakan sebagai tempat untuk menaruh bibit tanaman yang biasa dijajakan di daerah kecamatan Pekalongan Lamtim | Wahyu/jejamo.com

Jejamo.com, Lampung Timur – Banyaknya usaha kecil menengah (UKM) pembibitan tanaman di wilayah Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur (Lamtim), juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Pasalnya, tidak hanya para pemilik usaha saja yang menikmati hasil, melainkan masyarakat sekitar juga memiliki peluang untuk mendapatkan penghasilan.

Salah satunya adalah Muliah, Ibu rumah tangga yang berasal dari Desa Gondang Rejo, Kecamatan Pekalongan, tepatnya di Dusun 10. Banyaknya UKM pembibitan tanaman di daerahnya memberinya kesempatan untuk meraup sedikit rizki dari skil yang dimilikinya.

Keahliannya dalam menganyam bambu menjadi sebuah kerajinan tangan berupa keranjang bibit tanaman yang telah siap untuk dijual. Ia bekerjasama dengan beberapa pemilik UKM pembibitan tanaman untuk membuatkan sebuah kerajinan anyaman bambu untuk digunakan menjadi tempat bibi-bibit tanaman. Kerajinan tersebut biasanya disebut masyarakat dengan nama keranjang bibit.

Saat jejamo.com, berkunjung ke rumahnya, Jumat, 19/2/2016, Muliah nampak sibuk menyiapkan bambu-bambu yang akan dijadikan bahan dasar anyaman. Sosok wanita yang kini telah berumur 40 tahun tersebut dengan ramah menyambut kedatangan wartawan jejamo.com dan mempersilahkan masuk ke dalam rumahnya.

Dalam suasana obrolan santai dan sedikit diselingi bincang-bincang ringan, Ibu tiga anak tersebut mengatakan, setiap hari, disela-sela kesibukannya menjadi seorang ibu rumah tangga ia mengisi waktu luangnya dengan membuat kerajinan anyaman dari bambu.

“Ya seperti ini setiap harinya. Kalau pekerjaan rumah sudah selesai saya mengisi waktu kosongnya dengan menganyam bambu-bambu ini,” katanya sambil menganyam bambu-bambu yang telah disiapkannya sebelumnya.

Menurutnya, dalam waktu satu hari ia dapat membuat sekitar 70-100 anyaman bambu berupa keranjang bibit. Dan dari setiap keranjang yang telah dianyamnya tersebut dihargai oleh para pemilik UKM pembibitan sebesar Rp120. Namun, karena ia melalui agen pengumpul anyaman, per keranjangnya yang didapat hanya seharga Rp100.

“Kalau saya ada yang nampung, jadi harganya 100 rupiah. Jadi setiap keranjangnya agen mendapatkan 20 rupiah dari hasil penjualan keranjang yang saya buat,” jelasnya.

Jadi, bila ditotal, pendapatan perharinya hanya sekitar Rp7.000-10.000. Meskipun sangatlah kecil dan jauh dari kata cukup untuk kebutuhan sehari-hari, namun Muliah selalu mensukuri rizki yang didapat tersebut.

“Memang kecil hasilnya, tapi lumayanlah, bisa digunakan untuk menambah-nambah keperluan dapur. Sehingga dapat meringankan kebutuhan keluarga,” ungkapnya dengan wajah yang yang mulai di basahi butiran-butiran keringan.(*)

Laporan Wahyu, Jejamo.com

Populer Minggu Ini