Jejamo.com, Mesuji – Pada abad ke 18 wilayah yang saat ini menjadi Kabupaten Mesuji, hanya didiami oleh warga dari delapan perkampungan yang dinamai Marga Mesuji.
Menurut Wakil Bupati Mesuji H Ismail Ishak, delapan kampung tersebut ialah, Sungai Sidang, Sungai Cambai, Talang Batu, Wiralaga, Sungai Badak, Nipahkuning, Sritanjung, Kagungan Dalam dan Labuhan Batin,
“Masyarakat delapan kampung ini lah yang dinamakan masyarakat adat Marga Mesuji,” ujar Ismail Ishak kepada jejamo.com, Sabtu, 26/2/2016.
Ismail menjelaskan, perkampungan masyarakat adat tersebut tersusun rapi di tepi sungai Mesuji dari kuala mengarah ke hulu di sebelah kiri, yang di sebut Mesuji Lampung. Sedangkan yang di seberang Sungai Mesuji di sebut Mesuji Palembang.
Sedangkan mata pencarian masyarakat Mesuji pada masa tersebut kebanyakan adalah nelayan, pencari kayu dan berladang.
Pada zaman itu masyarakat Mesuji amat mengandalkan jalur air. Perahu layar menjadi satu satunya alat transportasi masyarakat untuk membawa serta memasarkan hasil tani ke luar daerah bahkan hingga ke luar negeri.
Ismail Ishak menambahkan, ketika itu pemerintahan dipimpin oleh Pesirah Kepala Marga, yang dipilih langsung oleh masyarakat penduduk marga.
“Dalam melaksanakan tugas, Pesirah dibantu oleh kepala suku yaitu Rio, Pebareb, Kemit, dan Penghulu. Sistem pemerintahan pada masa itu otonom sepenuhnya,” imbunya.(*)
Laporan Buhairi Aidi, Mukaddam, Lia, Wartawan Jejamo.com