Jejamo.com – Kelompok LGBT di Indonesia saat ini mulai berani muncul ke permukaan. Di Indonesia, munculnya kelompok ini pada tahun pada 1982 menuju 1992 berawal dari kampanye kesetaraan gender.
“Organisasi LGBT di Indonesia terbesar dan tertua. Dari 1992 mereka berani keluar saat ini setelah 25 tahun. Akhirnya mereka keluar, mereka mempropaganda gerakan penularan di bawah tanah. Mereka kan dari 1982-1992 dulu tertutup. Saat ini, banyak euforia di AS (Amerika Serikat) mereka itu liberal,” kata Ketua Divisi Kajian Aliansi Cinta Keluarga Indonesia (AILA) Dinar Kania.
Dinar menjelaskan, AS saja tidak meratifikasi CEDAW yakni konvensi tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan dan berbagai kebijakan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender di Indonesia. Berbeda dengan Indonesia yang sudah meratifikasi CEDAW.
Kesetaraan gender menjadi program pemerintah, ini satu paket dimana seolah masyarakat sudah melegalkan. Walaupun orang-orang yang berjuang tentang kesetaraan gender tidak tahu kalau ada akses, diakhirnya bahwa akan melegalkan LGBT.
Bahkan, sambung Dinar, gerakan LGBT merupakan gerakan bawah tanah yang didanai dan sudah berbentuk jaringan. Semula kelompok tersebut bergerak dari sosialisasi HIV/Aids untuk bergerak dengan kampanye secara terbuka.
“Gerakan bawah tanah awalnya, mereka terbuka lakukan kajian-kajian ilmiah barat dibawa ke sini. Mereka sosialisasikan ke para pemangku kebijakan. Berikan sosialisasi, dapat dana dari luar mempengaruhi. Pejabat pun banyak yang terkena. Betul didanai, jadi ini jaringan,” ujarnya sebagaimana dilansir Okezone.(*)
Baca juga : Aceh Berlakukan Hukum Cambuk 100 Kali Bagi LGBT