Jejamo.com – Tiga buah ledakan besar menghantam konvoi yang diduga mengangkut militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Kota Bani Walid, Libya, pada Minggu dinihari, 28/2/2016, waktu setempat.
Namun hingga kini belum ada pihak manapun mengaku bertanggung jawab atas serangaan tersebut. Meski angkatan bersenjata Libya dan pasukan udara Amerika Serikat diketahui terus melakukan gempuran sengit di kawasan tersebut.
Salah seorang pejabat Pentagon yang tak bersedia disebutkan namanya mengatakan, militer AS tidak terlibat dalam aksi udara tersebut. Informasi serangan udara itu juga tidak menjelas apakah dilancarkan oleh jet tempur atau drone, pesawat tanpa awak, AS.
Walikota Bani Walid mengatakan kepada kantor berita Reuters, serangan udara itu mengakibakan tiga ledakan besar di sekitar kawasan kota. “Beberapa warga yang tinggal di Ras al-Tbel, sekitar 80 kilometer tenggara Bani Walid melihat konvoi terdiri dari lebih 15 mobil membawa bendera hitam ISIS dua hari lalu,” ujar pejabat setempat.
Sayangnya belum jelas, apakah iring-iringan itu yang dihantam jet tempur siluman tersebut. Kelompok militan ISIS telah meningkatkan kekacauan politik ketika mereka hadir di Libya dan para pejuang ISIS telah mengambil alih kota pantai Sirte, sekitar 260 kilometer sebelah timur Bani Walid.
Beberapa pejabat Barat mengatakan, mereka sedang mendiskusikan serangan udara dan operasi pasukan khusus di Libya guna melawan ISIS. AS melakukan serangan udara terhadap kamp latihan ISIS di sebelah barat Kota Sabratha,Libya. Pada Februari 2016 lalu AS juga melancarkan dua serangan udara terhadap komandan militan ISIS di Libya.(*)
Tempo.co