Catalonia, Jejamo.com – Warga Catalonia berpartisipasi dalam sebuah referendum untuk menentukan apakah mereka akan tetap bergabung dengan Spanyol atau akan memisahkan diri untuk menjadi negara merdeka baru.
Sebagaimana dilaporkan Tempo.co, para tokoh Catalan yang mendorong pemisahan sejak lama mendesak dilakukan referendum kemerdekaan. Namun langkah ini terus dihalangi pemerintah pusat Spanyol dengan alasan proses akan menjadi inkonstitusional apabila hanya dilakukan dengan cara pemungutan suara seperti itu.
Pemilihan pada Minggu, 27/9/2015 ini bertujuan untuk memilih 135 anggota parlemen Catalonia, yang terletak di wilayah ibu kota Barcelona. Mereka yang ingin berpisah berpendapat jika mereka menang dengan 68 kursi, hasil itu akan menjadi mandat dan mendorong mereka memulai proses pemisahan diri dari Spanyol, atau bahkan dengan deklarasi kemerdekaan sepihak.
Jajak pendapat sendiri diperkirakan akan menghasilkan kemenangan tipis bagi pihak yang pro-kemerdekaan. Namun Perdana Menteri Spantol Mariano Rajoy mengatakan, akan menggunakan semua sarana hukum untuk mencegah Catalonia melepaskan diri hingga peringatan resiko pengusiran dari Uni Eropa, jika Negara Catalan tersebut terbentuk.
Warga Catalan telah ditekan selama tiga dekade di bawah kepemimpinan diktator Jenderal Francisco Franco. Kubu pro-kemerdekaan juga telah mengorganisir unjuk rasa besar-besaran dari ratusan ribu massa dalam beberapa tahun terakhir guna memisahkan diri.
“Saya ingin kemerdekaan sejak saya masih muda, Selama tiga abad mereka (Spanyol) telah merampok kami dari budaya kami. Kami telah sampai pada saat untuk mengatakan sudah cukup,” kata Jordi Perez, salah seorang warga yang ikut dalam referendum tersebut.
Sementara Sandra Guerrero, 30 tahun, warga lainnya berkomentar bahwa, orang-orang dari luar Catalonia selalu memperlakukan dirinya dengan baik. Ia selalu merasa bagian dari Spanyol. “Saya bangga menjadi orang Catalan, tetapi juga menjadi Spanyol.” ujarnya.(*)