Jejamo.com – Pihak keamanan Filipina kini tengah menyelidiki upaya pembunuhan terhadap ulama terkemuka Arab Saudi, Syekh Aidh al-Qarni, pada Selasa malam, 1/3/2016. Sebelumnya, Al-Qarni masuk daftar utama target kelompok militan bersenjata ISIS.
Seperti yang dilansir Gulf News pada 2 Maret 2016, Syekh Aaidh al-Qarni dan diplomat Arab Saudi, Syekh Turki Assaegh, terluka dalam sebuah insiden penembakan ketika meninggalkan auditorium universitas di Kota Zamboanga, setelah memberikan kuliah umum.
Polisi Filipina menyebut pihaknya berhasil membunuh seorang penyerang yang melepaskan tembakan dengan pistol kaliber 45. Dua tersangka lain yang dilihat bersama penyerang ditangkap ketika mencoba melarikan diri.
“Tersangka muncul dari kerumunan, mendekati, dan menembak korban saat hendak naik mobil,” ujar juru bicara polisi Filipina, Kepala Inspektur Helen Galvez. Penyerang kemudian berjalan di sebelah mobil dan menembak diplomat Arab Saudi.
Sebuah laporan polisi mengatakan Qarni ditembak di bahu kanan, lengan kiri, dan dada. Sementara diplomat kedutaan Saudi terluka di paha kanannya dan kaki kiri. Polisi menemukan surat izin mengemudi mahasiswa dan kartu identifikasi pemerintah lokal dari pria penembak tersebut. Usia pria tersebut diperkirakan berkisar 21 tahun.
Selain itu, seragam mahasiswa teknik Universitas Western Mindanao, tempat Qarni berceramah, ditemukan tersembunyi dalam tas punggung penyerang, tapi pejabat universitas belum mengkonfirmasi apakah dia sebagai mahasiswa di kampus itu.
Qarni, 57 tahun, telah menulis beberapa buku dan telah mendapatkan ketenaran luar biasa di jejaring sosial. Akun Twitter-nya memiliki lebih dari 12 juta pengikut. Militan ISIS mendesak serangan pada Qarni dan beberapa ulama Arab Saudi yang dituduh murtad dalam isu terbaru majalah online militan ISIS itu yang bernama Dabiq.(*)
Tempo.co