Jejamo.com – Pemerintah Korea Utara bereaksi keras terhadap latihan militer yang dilakukan Korea Selatan dan Amerika Serikat yang sudah dimulai sejak Senin, 7/3/2016. Negara Kim Jong Un itu mengancam akan menyerang Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Ancaman yang disebut sebagai serangan preemptive ini berarti menyerang lawan sebelum lawan menyerang mereka. Pernyataan tersebut dikeluarkan komando militer tertinggi Korea Utara, Korean People’s Army (KPA).
Presiden Korea Utara Kim Jong-un sebelumnya lebih dulu membuat pernyataan yang menggemparkan tentang senjata nuklir milik negaranya. “Senjata nuklir negara kami siap digunakan kapan saja,” katanya. Seperti dilaporkan media lokal setempat, KCNA, Jumat minggu lalu. Kim bahkan menambahkan, negaranya akan merombak postur dan komposisi pasukan militernya guna menghadapi perang.
Pernyataan resmi Kim tersebut muncul setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjatuhkan sanksi baru kepada Korea Utara terkait dengan tes nuklir dan peluncuran roket yang baru-baru ini dilakukan.
Korea Utara pada Sabtu, 27/2/2016, juga sempat membuat pernyataan menghebohkan tentang pengembangan senjata superhebat terbarunya. Pyongyang melansir bahwa Kim tengah menyaksikan uji coba senjata antitank yang dikatakan kekuatan ledakannya dapat membuat kendaraan lapis baja menjadi seperti “labu rebus”.(*)
Tempo.co