Washington, Jejamo.com – Pejabat Intelijen Amerika Serikat resah dengan persiapan militer Rusia yang sudah matang dan siap tempur di Suriah. Keresahan ini datang setelah diketahui bahwa persiapan tersebut sangat berlebihan jika yang ditargetkan hanyalah ISIS, seperti klaim Presiden Vladimir Putin di Mimbar PBB minggu lalu.
CNN Indonesia melaporkan, pejabat intelijen AS yang enggan disebut namanya mengungkapkan hal tersebut, Selasa, 29/9/2015. “Mereka bisa mulai kapan saja. Mereka sudah siap,” ujar pejabat tersebut.
Pejabat tersebut juga menjelaskan, Rusia telah menerbangkan jet mereka untuk mengenal medan di Suriah selama beberapa hari terakhir. Selain itu, pesawat drone Rusia juga telah mengumpulkan informasi target yang diperlukan.
Empat jet tempur Rusia SU-34 Fullback telah ditempatkan di pangkalan udara Bassel al-Assad dekat Latakia, dan lebih dari 600 tentara Rusia juga disiagakan di lokasi tersebut.
Rusia sama sekali tidak mengungkapkan strategi mereka serta kapan serangan akan dilancarkan. AS khawatir langkah Rusia akan membahayakan misi koalisi dalam menghancurkan ISIS di Suriah dan Irak. AS khawatir jika mereka akan bentrok dengan Rusia di udara.
Rusia menurunkan armada yang terlalu canggih untuk menyerbu markas teroris. Jet tempur Rusia itu memiliki pertahanan yang sangat baik dan biasa diturunkan untuk serangan udara-ke-udara. Sedangkan ISIS sejauh ini, sama sekali belum menunjukkan kemampuan tempur di angkasa.
“Saya tidak pernah melihat ISIS menerbangkan pesawat, sampai harus menurunkan kemampuan udara-ke-udara yang canggih. Kemampuan pertahanan udara canggih ini bukan untuk ISIS. Mereka jelas mengincar hal lain,” kata pejabat AS tersebut.
Selain jet tempur, intelijen AS juga mencatat persiapan senjata berat Rusia untuk melancarkan serangan ke Suriah. Rusia disebut sudah menempatkan pengebom jarak jauh di perbatasan paling selatan mereka, hal ini memungkinkan Kremlin menembak sasaran di Suriah dari lokasi tersebut.
Selain itu, sistem peluncur roket ganda sudah dikemas dan siap dikirim dari pelabuhan Rusia. Rusia dan Suriah juga telah membentuk pusat koordinasi di provinsi Hamah, yang sampai saat ini tujuannya masih samar.
Pemerintah Putin juga mengirimkan drone di barat daya Idlib, Hamah dan Latakia untuk mengumpulkan data-data intelijen, kendati wilayah itu sama sekali tidak dekat dengan daerah yang dikuasai ISIS.
Beberapa pekan terakhir, Rusia juga telah memindahkan tank, artileri dan kendaraan lapis baja ke Suriah. Sama seperti yang lain, taktik penggunaan persenjataan ini juga tidak diketahui AS.(*)