Jejamo.com, Metro – Hutan Kota di Kelurahan Tejosari, Metro Timur, merupakan salah satu Ruang Terbuka Hijau (RTH) di tengah Kota Metro yang perlu dipelihara dan dilestarikan.
Lurah Tejosari, Ferry Handono, mengatakan, sebagaimana julukan hutan sebagai “paru-paru dunia” maka keberadaanya harus dijaga. Tidak hanya sebagai produsen penghasil oksigen, hutan juga berfungsi untuk mencegah terjadinya pengikisan tanah atau erosi yang dapat menimbulkan banjir.
“Sudah saatnya untuk mulai melestarikan alam, salah satunya dengan menjaga keberadaan Hutan Kota Tejosari ini,” himbau Ferry, Minggu, 13/3/2016.
Masih menurutnya, adanya Peraturan Daerah (Perda) Inisiatif DPRD Kota Metro tentang Penataan RTH, harus diimplementasikan dengan melibatkan semua pihak. Tidak hanya Pemerintah, masyarakat pun memiliki tanggung jawab yang besar akan efektifnya Perda tersebut.
Pengawasan terhadap penebangan pohon secara illegal hingga alih fungsi kawasan hutan, kata Dia, juga sangat membutuhkan peran serta masyarakat. Membentuk Kota Metro yang lebih hijau tidak akan pernah terwujud, apabila masyarakat selaku kepanjangan tangan dari Pemerintah dan Aparat Keamanan tidak berperan.
Perda Penataan RTH, jelasnya, bertujuan untuk menjalankan keberadaan dan keberlangsungan RTH. Sebagaimana sesuai dengan UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, serta Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di kawasan perkotaan.
“Kota Metro pernah menjadi salah satu Kota Hijau atau Green City di Indonesia, jangan sampai predikat tersebut hilang karena ketidakmampuan menjaga komitmen untuk memelihara RTH yang telah ada,” tutup Ferry.(*)
Laporan Tyas Pambudi, Wartawan Jejamo.com
