Jejamo.com, Bandar Lampung – Kali Belau yang meluap pada Selasa 15/3/2016 membuat ribuan rumah yang berada dipinggirnya terendam air hingga setinggi dua meter. Selain itu, banyak barang-barang milik warga yang hanyut dan rusak karena terbawa arus air.
Hingga saat ini warga setempat belum menerima bantuan dari pemerintah Kota Bandar Lampung. Padahal, banyak warga yang membutuhkan obat-obatan karena sebagian korban sudah mulai mengalami ganguan kesehatan. Banyak pula warga yang tak lagi punya pakaian bersih karena baju mereka terendam air banjir.
Febri (26) warga Jalan Ikan Sebelah, Gang Langgar, Rt 31, Lingkungan III Pesawahan, Telukbetung Selatan, mengukapkan, ia dan warga setempat hari ini, Rabu, 16/3/2016, belum menerima bantuan. Menurut Febri, pemerintah kota juga belum melakukan pedataan pada korban.
“Kami hanya mendapat bantuan nasi bungkus saja tadi malam dari Pemkot. Untuk bantuan lain hingga hari ini belum ada dan yang mendata juga belum ada,” ujarnya kepada jejamo.com, saat ditemui di kediamannya. Rabu, 16/3/2016.
Febri mengatakan, akibat meluapnya Kali Belau yang terjadi Selasa kemarin, membuat beberapa barangnya terbawa arus dan sejumlah barang elektronik yang rusak.”Banyak barang saya yang hanyut seperti, kasur, pakaian, lemari baju. Televisi, lemari es dan kompor gas juga rusak akibat terkena luapan air kemarin,” terangnya.
Dia menuturkan, ketika Kali Belau meluap sejumlah warga dan dirinya tidak sempat menyelamatkan barang-barang berharga miliknya, karena saat itu air datang secara tiba-tiba dan warga berharap pemerintah segera memberikan bantuannya.
“Kami sudah tidak sempat lagi mau selamatkan barang-barang karena tiba-tiba air langsung datang begitu saja, untungnya saja kami masih bisa selamat. Kami warga yang terkena banjir meminta pemerintah segera memberikan bantuan berupa obat, makanan dan pakaian,” tutur Febri.
Warga juga meminta pada pemerintah kota untuk segera mengeruk Kali Belau agar tak menimbulkan banjir seperti kemarin.”Untuk wilayah kami sungai itu sudah lama sekali belum dikeruk,” kata Febri.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan jejamo.com