Jejamo.com, Bandar Lampung– Banjir bandang Kali Belau yang menghanyutkan tujuh rumah semi permanen milik warga Jalan Hasyim Ashari, Kelurahan Gedungpakoan, Kecamatan Telukbetung Selatan Bandar Lampung, meninggalkan luka mendalam.
Salbiyah (71), warga Jalam Hasim Ashari, Kelurahan Gedungpakoan, Telukbetung Selatan Bandar Lampung sudah 30 tahun menempati rumah semi permanen di pinggir Kali Belau. Dalam waktu kurang lebih satu jam rumah miliknya lenyap terbawa arus air Kali Belau.
Salbiyah menceritakan, waktu Kali Belau meluap dan menyapu bersih kediamannya, ia sedang berada di dalam rumah bersama suaminya. Salbiyah sebelumnya sudah mendapat pemberitahuan bahwa Kali Belau akan meluap.
“Saya dan suami tidak sempat lagi menyelamatkan barang-barang, karena air tiba-tiba datang dan langsung menghanyutkan rumah saya. Untungnya saya dan suami sudah keluar dari rumah, barang yang bisa saya selamatkan hanya baju yang menempel di badan saja, yang lainnya terbawa arus,” ujar Salbiyah kepada jejamo.com, Jumat 18/3/2016.
Menurutnya, ada tujuh rumah yang terbawa arus keganasan Kali Belau. “Selain rumah saya, ada juga beberapa rumah tetangga yang terbawa banjir, termasuk rumah anak saya. Ada 7 rumah yang hanyut. Untuk semetara saya dan suami tinggal di rumah anak saya. Tapi, Alhamdulillah kejadian ini tidak menimbulkan korban jiwa,” urainya.
Dia mengharapkan, bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung dapat dilaksanakan sesegera mungkin. Pasalnya hingga saat ini warga yang terkena banjir baru mendapatkan bantuan berupa nasi bungkus, air minum dan obat-obatan serta pakai bekas saja.
“Harapan saya kalau bisa mendapat bantuan tempat tinggal ditempat lain, kalau masih tinggal disini takutnya banjir datang lagi. Saya mau pindah dari sini sekarang belum punya dana, ya terpaksa harus bertahan. Terus saya juga meminta kasur, soalnya, kasur yang lama ikut hanyut juga,” tandasnya.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com