Jejamo.com – Sejumlah warga Eropa melakukan unjuk rasa di beberapa ibu kota negara mereka menyuarakan dukungan kepada imigran asal Suriah, sehari setelah Uni Eropa (EU) dan Turki bersepakat menutup pintu bagi para pengungsi itu.
Seperti dikutip dari laman Channel News Asia, pada Sabtu, 19 Maret 2016, ribuan demonstran turun ke jalanan Kota London, Athena, Barcelona, ​​Wina, Amsterdam, Yunani, dan beberapa kota di Swiss mereka menolak kesepakatan Uni Eropa dan Turki untuk menutup pintu bagi pengungsi Suriah.
Di London, sekitar 4.000 orang membawa plakat bertulisan slogan-slogan seperti “Pengungsi diterima di sini” dan “Lawan rasisme”. Di Athena, polisi mengatakan 1.500 orang turun ke jalan, sementara media menyebut angka 3.000. Di antara para demonstran terdapat banyak pengungsi Afganistan, terutama perempuan dan anak-anak. Mereka meneriakkan yel-yel “buka perbatasan” dan “kami adalah manusia, kami memiliki hak”.
Sejumlah aktivis ikut unjuk rasa menentang kesepakatan Uni Eropa dan Turki menutup pintu bagi pengungsi Suriah. “Kami menyerukan kepada pemerintah Yunani untuk tidak menerima kebijakan anti-pengungsi Uni Eropa,” ujar aktivis pro-migran, Thanassis Kourkoulas.
Sementara di Barcelona massa membawa spanduk dengan slogan seperti “tidak ada orang yang ilegal”. Jumlah demonstran di Wina dikatakan mencapai 2.500 orang. Terdapat juga protes kecil di kota lain Swiss, seperti Zurich dan Lucerne. Adapun 500 orang dikatakan turun ke jalan-jalan di Amsterdam.
Di Jenewa, lebih dari 600 orang bergabung dengan para pengunjuk rasa, terutama mempertanyakan status pengungsi yang ditempatkan di bungker. Adapun pertemuan puncak antara Uni Eropa dan Turki di Brussels pada Jumat telah menyepakati bahwa semua imigran yang tiba di Yunani dari Turki pada Minggu, 20 Maret 2016, akan dikirim kembali ke Turki.(*)
Tempo.co