Jejamo.com – Setelah banyak mengalami kemunduran di medan perang, ISIS kembali berhasil melakukan serangan mematikan terhadap pasukan pemerintah Suriah. Sedikitnya 26 tentara Suriah tewas oleh senapan militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di dekat kota kuno Palmyra.
Kematian para serdadu tempur itu berlangsung saat perang sengit yang terjadi pada Senin, 21 Maret 2016, di kilometer 4 sebelah barat Palmyra. Hal itu terjadi setelah pasukan pemerintah meningkatkan serangan dengan dukungan gempuran udara Suriah dan Rusia untuk melumat ISIS.
Mengenai jumlah korban tewas sebagaimana disampaikan kelompok hak asasi manusia, Syrian Observatory for Human Rights, belum bisa dikonfirmasi ke pihak independen.
Kantor berita Suriah, SANA, mengatakan pasukan bersenjata dan sekutunya didukung oleh angkatan udara Suriah melakukan operasi melawan militan di sekitar Palmyra dan kota yang dikuasai ISIS, al-Qaryatan, sekitar 100 kilometer sebelah barat Suriah.
Sepekan sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan angkatan bersenjata Suriah akan segera merebut kembali Palmyra dari ISIS, yang menguasai kota kuno di padang pasir itu selama lebih-kurang satu tahun terakhir.
“Saya berharap mutiara dunia yang dikuasai oleh bandit itu segera dikembalikan kepada rakyat Suriah dan masyarakat dunia,” ujar Putin.
Palmyra memiliki dua simbol, yakni bernilai strategis dari sisi militer dan merupakan situs kuno peninggalan kerajaan Romawi, yang hampir seluruhnya hancur oleh ISIS. Lokasi kota ini di jalan bebas hambatan yang menghubungkan basis utama pasukan pemerintah di sebelah barat dengan wilayah yang dikuasai oleh ISIS di sebelah timur.(*)
Tempo.co