Jejamo.com, Bandar Lampung – Ada beberapa hal yang menyebabkan pecah kongsi antara kepala daerah dan wakilnya di Lampung. Antara lain, kepentingan kepala daerah dan wakil sangat berbeda, kepentingan keluarga atau tim sukses membuat ketidakharmonisan, dan tidak sadarnya peranan kepala dan wakil di mana aturan tersebut tertuang dalam UU No. 23 Tahun 2014.
Demikian benang merah Diskusi Publik Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Provinsi Lampung bertema “Merawat Hubungan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah” di Hotel Inna Eight Bandar Lampung, Minggu, 27/3/2016.
Dosen FISIP Unila Hertanto mengatakan, jika kepala dan wakil kepala daerah memahami perannya, hubungan keduanya harmonis dalam mengemban amanah sampai selesai, bahkan bisa satu periode lagi.
Peserta diskusi Sigit Dwi Suwardi menambahkan, warga mendambakan, tidak ada lagi wakil kepala daerah yang merasa jadi kepala daerah dan kepala daerah yang merasa tidak ada wakilnya.(*)
Laporan Prika, Wartawan Jejamo.com
