Jejamo.com – Banyak orang tua yang tak menyadari bahwa anaknya mengalami alergi terhadap susu. Selain berbahaya bagi oragan tubuh anak, alergi juga dapat menghambat tumbuh kembang anak.
Alergi adalah sesuatu reaksi yang berbeda dari normal yang berasalĀ dari zat yang masuk ke dalam tubuh. Alergi bisa berasal dari makanan, debu atau obat-obatan. Maka alergi anak terhadap susu ini dapat dicegah.
Guru besar Universitas Padjadjaran Budi Setiabudiawan mengatakan, anak dengan salah satu orang tua yang memiliki riwayat alergi berisiko mengalami alergi sebesar 20 persen hingga 30 persen.
Bila kedua orang tua memiliki riwayat elergi, maka mempunyai peluang alergi 60 pesen – 80 persen.Ā Bahkan anak dengan orang tua yang tidak memiliki riwayat alergi pun berisiko, mengalami alergi sebesar 5 persen hingga 15 persen.
Rini Sekartini, Konsultan Tumbuh Kembang Anak di RSCM mengatakan, pola makan dari 1.000 hari kehidupan sangat penting diperhatikan. Nutrisi bagi bayi, yaitu ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, setelah itu ASI ditambah, makanan pendamping, dan makanan keluarga.
Alergi dapat menghambat tumbuh kembang anaknya. Satu dari 12 anak memiliki risiko alergi protein susu sapi. Lalu 1 dari 25 anak mengalami alergi protein susu. Gejala pada si kecil yang alergi protein susu sapi muncul pada kulit, saluran pernapasan, dan saluran cerna.
Gejala pada kulit dapat berupa bentol merah gatal, bentol merah berisi cairan, kulit kering dan gatal. Sedangkan gejala pada saluran nafas berupa bersin-bersin disertai gatal, hidung tersumbat, ingus encer, batuk berulang, gejala asma, nafas berbunyi. Kemudian gejala pada saluran cerna dapat berupa muntah, kolik, diare atau BAB diserta tinja berdarah.(*)
Tempo.co