Rabu, Desember 18, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Unila Berpeluang Jalin Kerjasama dengan Universitas di Thailand

Dr.Yunardi dari education and culture attche kedutaan Republik Indonesia. | Sugiono/Jejamo.com
Dr.Yunardi dari education and culture attche kedutaan Republik Indonesia. | Sugiono/Jejamo.com

Jejamo.com, Bandar Lampung –  Universitas Lampung (Unila) berpeluang besar menjalin kerjasama dengan universitas di Thailand dalam hal pertukaran singkat mahasiswa, pengelolaan management rumah sakit pendidikan dan jurnal international.

Kerjasamanya antara unila dan universitas di Thailand nantinya bisa dirasakan menyeluruh baik universitas secara institunsi, namun juga dapat dirasakan oleh dosen dan mahasiwa.

Dr.Yunardi dari education and culture attche kedutaan Republik Indonesia di Bangkok mengatakan, dalam kaitan dengan mahasiswa, kemungkinan untuk pertukaran mahasiwa hanya pertukaran singkat mahasiswa/kredit  transfer.

“Program ini memungkinan mahasiswa Unila kuliah satu smester di Thailand dengan mata kuliah yang diakui. Sebaliknya mahasiswa Thailand juga bisa kuliah di Unila untuk beberapa mata kuliah yang diakui di Thailand,” jelasnya, Rabu, 30/3/2016.

Selain kunjungan singkat mahasiwa, peluang kerjasama lainnya yakni terkait Program Pendidikan kedokteran Thailand yang sudah dilengkapi dengan rumah sakit kedokteran, serta pengelolaanya yang belum dimiliki Unila.

Menurutnya ada perbedaan mendasar antara pendidikan kedokteran yang diberikan di Universitas Thailand dan Indonesia. Di Thailand, kata dia, setiap perguruan tinggi kedokteran memiliki rumah sakit sendiri untuk memudahkan praktikum dan studi pengelolaan rumah sakit.

“Inilah yang akan kita adopsi di Unila mulai tahun depan. Dengan adanya rumah sakit sendiri, akan memudahkan mahasiswa belajar mengenai manajemen rumah sakit, pengelolaan dan praktikumnya. Saya harap ini bisa direalisasikan di Unila,” ungkapnya.

Selain itu, menurut Yunardi, Unila juga harus meningkat jumlah produktivitas journal International yang saat ini berjumlah 272. Tak hanya diikuti para dosen, namun juga mulai dilakukan oleh mahasiswa.

”Kalau mahasiswa ingin S2 di luar negeri, akan lebih mudah jika mereka sudah pernah menerbitkan penelitian di jounal internasional,” pungkasnya.(*)

Laporan Sugiono, Wartawan Jejamo.com

Populer Minggu Ini