Minggu, November 10, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Global Firepower : Indonesia Militer Terkuat se-ASEAN

blgs
Prajurit dari Berbagai Kesatuan yang Ada di TNI | Blogspot.com

Jakarta, Jejamo.com – Sebuah situs yang menyajikan anlisis kekuatan militer negara-negara dari seluruh dunia Global Firepower (GFP), menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kekuatan militer terbaik ke-12.

Indonesia berada tepat di bawah Israel dan di atas Australia. Dengan posisi ini, militer Indonesia menjadi negara paling kuat di Asia Tenggara.
Menanggapi rilis yang dikeluarkan awal September lalu ini, pengamat Militer dari Digimed Karya Imaji, Anton Aliabbas menilai positif analisis GFP tersebut. Namun, dia menganggap kekuatan militer Indonesia baru sebatas kuantitas. “Kalau indikatornya kuantitas, ya. Tapi kalau dari segi kualitas belum, masih banyak PR yang harus diselesaikan,” ujar Anton, Seperti dilansir Tempo.co, Minggu, 4/10/2015.

Dari segi anggaran pertahanan, menurut Anton, secara umum ada peningkatan anggaran untuk militer Indonesia. Alutsista yang dimiliki Indonesia dari segi kuantitas lebih baik dibanding Singapura atau Malaysia. Namun dari segi kualitas, baik senjata maupun kesejahteraan prajurit, belum tentu terbaik dibanding negara-negara ASEAN.

Anton mengatakan ada kekuatan militer yang dibentuk pada 1971 bernama Five Power Defence Arrangement (FPDA). Negara yang masuk dalam keanggotaan FPDA diantaranya Singapura, Malaysia, Inggris, Australia, dan New Zealand. Apabila dari salah satu negara tersebut diserang Indonesia, negara-negara lain yang menjadi anggota bisa mambantu. “Mereka punya aliansi, tapi Indonesia tidak,” ujarnya.

Anton menilai bukan hanya soal kuantitas yang harus ditingkatkan, melainkan transparansi serta akuntabilitas pembelian alutsista. Ia mencontohkan, pembelian pesawat sukoi yang belum diketahui persis harga satuan pesawatnya. Belum lagi tidak ada audit yang dilakukan pascapembelian alutsista yang dilakukan TNI.

Kesejahteraan prajurit TNI, kata Anton, juga penting dipenuhi. Bukan hanya kesejahteraan dari segi gaji, melainkan jaminan kesehatan dan pendidikan bagi keluarganya. “Soal komitmen membangun pertahanan, bangun yang punya efek gentar. Mempersenjatai prajurit yang paling penting adalah nyawa prajurit itu sendiri,”ujar Anton.(*)

Populer Minggu Ini