Jejamo.com – Pasukan keamanan Libanon berhasil menggagalkan jaringan perdagangan perempuan dan membebaskan 75 gadis yang hampir semuanya warga Suriah. “Mereka disiksa dan dipaksa menjadi pelacur,” ujar pejabat keamanan Libanon, seperti dikutip Al Arabiya. Kamis, 31/3/2016.
Pasukan Keamanan Dalam Negeri Libanon mengatakan, mereka menahan sepuluh begundal dan delapan wanita yang mengawal para gadis tersebut saat operasi tangkap tangan awal pekan ini di klub malam dan beberapa apartemen di Jounieh, Beirut Utara.
“Para gadis dipukuli dan disiksa serta dipaksa menjadi pelacur dengan berbagai cara, termasuk mengancam menayangkan foto-foto mereka dalam keadaan telanjang,” ujar pejabat keamanan yang tak bersedia disebutkan namanya.
Bunyi pernyataan itu juga menerangkan dua anggota kelompok yang digambarkan oleh pasukan keamanan, grup jaringan perdagangan manusia paling jahat di Libanon, masih dalam pengejaran.
Perang saudara di Suriah, yang telah berlangsung selama 5 tahun, mengakibatkan lebih dari satu juta pengungsi masuk ke negara-negara tetangga, termasuk Libanon. Banyak di antara mereka berada dalam kondisi miskin dan rentan penculikan.
Salah seorang sumber keamanan mengatakan banyak gadis terpikat oleh bujuk rayu agar meninggalkan kamp pengungsi atau dijual kepada kelompok-kelompok Suriah lainnya.(*)
Tempo.co
