Jejamo.com, Metro – Sanggar pengrajin kain batik Kota Metro, di Kelurahan Tejosari, Metro Timur, didirikan tidak hanya sebatas untuk membantu mengangkat perekonomian para pengrajinnya.
Dikatakan oleh Ketua Sanggar Safitri Ningsih, terdapat dua pengrajin yang merupakan anak putus sekolah. Keduanya mengikuti pelatihan di Sanggar untuk membuat kain batik cap dan tulis, yang diharapkan akan menjadi keahliannya kelak jika ingin berwirausaha.
“Kami ingin membuktikan, bahwa Sanggar Kami tidak hanya sebatas mencari peruntungan ekonomi. Sanggar Kami juga mampu menjadi tempat binaan bagi yang ingin belajar membatik, terutama para anak-anak putus sekolah dan Ibu rumah tangga kalangan menengah kebawah,” jelas Safitri, Sabtu, 2/4/2016.
Menurut Safitri, pelatihan membatik kepada 20 orang yang pernah diberikan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Metro, saat ini hanya menyisakan beberapa orang yang benar-benar menjadi pengrajin kain batik.
Karena alasan tersebut, kata Safitri, Sanggarnya memberikan kesempatan bagi siapapun yang berkeinginan kuat untuk menjadi pengrajin kain batik.
Dilanjutkannya, bahwa keberadaan Sanggar tersebut diharapkan tidak hanya menguntungkan kalangan tertentu saja, dalam hal ini adalah pengrajinnya.
Tetapi keberadaannya juga dapat mengangkat hajat hidup masyarakat sekitarnya, dengan membagikan/mengajarkan keahlian membatik kepada yang berkeinginan untuk menjadi pengrajin batik secara mandiri.
“Kami senang bisa berbagi ilmu, semoga saja didikan Sanggar Kami nantinya bisa membuka usaha batik secara mandiri,” tukas Safitri.(*)
Laporan Tyas Pambudi, Wartawan Jejamo.com