Jejamo.com – Kelompok radikal pimpinan Santoso disebut Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan saat ini jumlah anggotanya hanya tersisa 29 orang. Namun mencari kelompok tersebut masih sangat sulit karena luasnya hutan di Poso, Sulawesi Tengah.
“Iya, mereka itu pun terpecah dalam tiga kelompok,” kata Luhut di kantornya, Jakarta Pusat, Senin, 4/4/2016.
Luhut menjelaskan, informasi ini sudah diketahui pemerintah sejak dua minggu lalu. Operasi Tinombala Kepolisian Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia dalam rangka menghadapi kelompok Santoso pun masih berlanjut. “Tapi, di hutan lebat, mencari kelompok itu seperti mencari jarum di jerami,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komisaris Jenderal Tito Karnavian menuturkan, kelompok Santoso melemah karena kehilangan banyak anggotanya dan semakin kecilnya ruang geraknya. “Dua tahun terakhir ini, lebih dari sepuluh orang sudah tertangkap, baik dalam kondisi hidup maupun meninggal saat kontak tembak,” ucap Tito.
Kelompok Santoso, ujar Tito, semula diperkuat 41 orang. Di kelompok itu, semula ada enam anggota dari etnis Uighur, Cina. Kini, kata Tito, tersisa dua anggota dari Uighur. “Kelompok ini terpecah karena ada kontak tembak kemarin. Tapi mereka masih di sekitar wilayah Poso dan Napu,” kata Tito.(*)
Tempo.co