Jejamo.com, Bandar Lampung – Kantor Dewan Pimpinan Cabang Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Indonesia (Gapeksindo) Bandar Lampung diserang sekelompok orang tidak dikenal.
Menurut Riza Oktabri (32), Kepala Sekretariat Gapeksindo Kota Bandar Lampung penyerangan tersebut terjadi pada Senin kemarin, 4/4/2016 sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu di kantor DPC hanya terdapat 5 orang yang sedang melakukan pekerjaan.
“Saat kantor Gapeksindo diserang di dalam masih ada orang yaitu Izwarul Hasaidi, Dedi Febriano, Ansori Refliansyah, Rifki, dan saya sendiri,” ujarnya kepada Jejamo.com, Rabu 6/4/2016.
Riza menuturkan, penyerangan tersebut diketahui saat salah satu staf kantor Rifki hendak pergi membeli makanan. Saat berada di depan kantor Rifki dicegah oleh dua orang yang menodongkan golok dan menanyakan keberadaan Makmur Ketua Gapeksindo. “Rifki bicara kepada mereka bahwa dirinya tidak tahu Makmur di mana. Karena Makmur sudah lama tak ke kantor,” kata dia.
Dia menambahkan, Rifki juga melihat di samping Kantor DPC terdapat sekitar 15 orang tak dikenal yang seluruhnya membawa senjata tajam jenis parang, mereka juga kembali menanyakan Makmur.
“Rifki sudah bilang kepada mereka kalau nggak tahu keberadaan Makmur, terus Rifki sempat mau dipukul, tapi ada temannya yang nahan. Namun, beberapa orang lainnya masuk ke dalam kantor dan menggeledah setiap ruangan mencari Makmur. Setelah orang-orang itu masuk ke dalam baru saya tahu. Posisi saya waktu itu sedang ngetik di dalam ruangan,” kata Riza.
Menurutnya, gerombolan orang tersebut merupakan anggota dari Organisasi massa (Ormas) di Lampung. ” Saya ingat ciri-ciri mereka, ada yang gondrong dan mereka juga sempat bilang jangan macam-macam, waktu mereka keluar dari ruangan saya dan ada salah satu dari mereka yang menyabet parang ke arah kipas angin,” terangnya.
“Mereka melakukan perusakan memecahkan jendela di pintu depan dan staf kami Dedi mengalami luka di punggung kerena disabet parang. Padahal Dedi saat itu tidak melakukan perlawanan. Mereka langsung pergi,” jelasnya.
Atas kejadian itu, Riza mengaku sudah melaporkan kasus tersebut ke Polresta Bandar Lampung dengan tanda bukti lapor Nomor TBL/B1/1222/IV/2016/LPG/RESTA BALAM. “Kami sudah melaporkan perkara ini agar dapat diusut, dan kami juga meminta perlindungan kepada Polresta agar tidak terjadi hal sama ke depannya nanti,” pungkasnya.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com