Jejamo.com, Jakarta – Misteri kematian Siyono, terduga teroris, warga Dukuh, Desa Pogung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang meninggal tak lama setelah dibawa Densus 88 Anti Teror Mabes Polri mulai terkuak.
Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Hafid Abbas mengatakan misteri kematian Siyono perlahan dan pasti mulai terungkap. Komnas HAM saat ini bekerjasama dengan Muhammadiyah untuk mengautopsi jenazah Siyono. Sebelum diautopsi, mereka sempat khawatir dengan reaksi polisi.
“Kami ucapkan terimakasih kepada PP Muhammadiyah atas kerjasamanya yang begitu intensif dan profesional sehingga kasus kepergian kematian Siyono mulai terungkap,” ujar Hafid seperti dilansir jejamo.com dari Suara.com, Sabtu, 9/4/2016.
Hafid menuturkan hasil autopsi sementara menunjukkan tunbuh Siyono penuh luka memar. Hasil autopsi sementara ini, kata Hafid, telah disampaikan kepada istri Siyono, Suratmi.
Autopsi jenazah Siyono dilakukan 10 dokter forensik, yakni sembilan dokter ahli forensik dari rumah sakit Muhammadiyah dan satu dokter forensik dari Polda Jawa Tengah.
“Beliau meninggal karena ada luka dari sejumlah tubuhnya, karena ada bekas pukulan benda tumpul. ditemukan patah tulang pada bagian dada juga di bagian kepala. Seperti ujung pistol dan pegangannya dipakai untuk memukul Siyono,” katanya
Hafid menambahkan hasil autopsi lengkap akan diperoleh dalam waktu dekat dan akan disampaikan kepada publik.
“Kami akan dengar hasil kajian dari tim forensik Muhammadiyah dan dilengkapi dengan keterlibatan tim forensik dari polda. Mudah-mudahan satu dua hari ini hasilnya bisa terbuka,” katanya.
Densus 88 menangkap Siyono warga Dukuh Brengkungan Desa Pogung Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten saat tengah berzikir usai melakukan shalat Maghrib, Selasa (08/03). Saat disergap pasukan detasemen berlambang burung hantu sebagai terduga teroris, pria 34 tahun itu dalam kondisi sehat.
Mabes Polri dalam keterangannya menyatakan bahwa Siyono melakukan perlawanan kepada petugas Densus 88 saat dalam perjalanan. Dia kemudian lemas akibat kelelahan dan segera dilarikan ke rumah sakit. Bapak empat anak itu akhirnya pulang ke rumah dalam kondisi tak lagi bernyawa.(*)