Minggu, November 10, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Keliling Indonesia Jalan Kaki Indra Azwan Tiba di Lampung, Aksi Ini Tuntut Penegakan Hukum Bagi Aparat

Indra Azwan(57) bersama LBH Bandar Lampung dan LMND wilayah Lampung saat mendatangi pemprov Lampung untuk meminta tanda tangan gubernur Lampung, Kamis 14/4/2016 | Tama/jejamo.com
Indra Azwan(57) bersama LBH Bandar Lampung dan LMND wilayah Lampung saat mendatangi pemprov Lampung untuk meminta tanda tangan gubernur Lampung, Kamis 14/4/2016 | Tama/jejamo.com

Jejamo.com, Bandar Lampung – Indra Azwan (57), warga Malang, Jawa Timur, yang melakukan aksi mengelilingi Indonesia dengan berjalan kaki tiba di Lampung. Aksi Indra Azwan tersebut guna mengkampayekan keadilan bagi masyarakat Indonesia.

Aksi tersebut juga  dilatarbelakangi kekecewaan Indra Azwan terhadap pemerintah karena, tidak berjalannya proses hukum bagi pelaku tabrak lari tehadap anak sulungnya Rifki Andika (12) yang meninggal akibat ditabrak oleh oknum Polisi yang dulu bertugas di Polwil Malang, Joko Soemantri.

“Sejak tahun 1993 hingga  2016 ini,  proses hukum tersebut tidak berjalan. Bahkan oknum Polisi tersebut masih bertugas seperti biasa. Terakhir yang saya tahu oknum tersebut bertugas di Blitar,” kata Indra saat diwawancarai Jejamo.com di lingkungan Pemprov Lampung, Kamis 14/4/2016.

Oleh karena itu, dirinya melakukan aksi jalan kaki ke seluruh provinsi di Indonesia untuk mengajak seluruh elemen masyarakat memperjuangkan keadilan. Karena selama ini hukum menjadi tumpul ke pejabat. sementara itu, hukum menjadi tajam apabila menimpa masyarakat kecil.

“Mari kita bersama-sama memperjuangkan keadilan, agar yang melanggar  hukum dapat diproses sesuai dengan kesalahannya dan tidak ada lagi masyarakat Indonesia yang mengalami masalah seperti saya ini,” katanya.

Dia menambahkan, dirinya melakukan aksi Long March ini sudah ke enam kalinya, sejak 2010 lalu agar masyarakat mau bersatu untuk mencari keadilan.” Malang menuju Jakarta sudah 4 kali. Malang ke Makkah 1 kali dan sekarang keliling Indonesia dari start awal, Aceh pada Februari 2016 lalu,” ujarnya.

Ia berharap, masyarakat Indonesia dapat berjuang bersama-sama untuk mencari keadilan hukum. Karena seharusnya hukum bersifat netral dan tidak membedakan kaum kaya maupun miskin.

“Penguasa seakan  tidak bisa tersentuh hukum, seperti anak kandung calon wakil presiden RI Hatta Radjasa dan Ahmad Dhani.  Mereka mempunyai duit, sehingga proses hukum yang menjerat anaknya tidak berjalan,” tandasnya. (*)

Laporan Arif Wiryatama, Wartawan Jejamo.com

 

Populer Minggu Ini