Jejamo.com, Metro – Sanggar perajin kain batik Kota Metro yang berlokasi di Jalan Selada, Kelurahan Tejosari, Metro Timur, yang memproduksi kain batik cap dan tulis, belum banyak diminati masyarakat. Demikian juga dengan aparatur pemerintah setempat.
Menurut Ketua Sanggar, Safitri Ningsih, kebanyakan pesanan kain batik khas Kota Pendidikan ini berasal dari luar.
Pesanan tersebut berasal dari aparatur Pemerintah Kota Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Utara, dan Kabupaten Lampung Tengah.
“Kami sangat berharap Pemerintah Kota Metro juga memberdayakan para aparaturnya untuk dapat memanfaatkan kain batik lokal ini,” papar Safitri, Jumat, 15/4/2016.
Ia menuturkan, kesuksesan sanggar tetap memerlukan dukungan dari daerahnya sendiri. Dalam hal ini, pemanfaatan keberadaan kain batik lokal mustinya harus lebih diutamakan.
Sejak diresmikan pada akhir 2015, imbuhnya, pesanan dari Kota Metro hanya pada saat kegiatan MTQ yang digelar awal Maret lalu.
Terlepas dari kegiatan tersebut, minat pemanfaatan kain batik lokal ini masih sangat kurang. Saat ini pun sanggar tengah sibuk menyelesaikan pesanan dari luar daerah.
“Istri Wali Kota dan Wakil Wali Kota sebenarnya sudah meninjau sanggar ini. Namun, belum ada keberlanjutan sampai dengan hari ini. Kami hanya berharap, Kota Metro sendiri bisa memanfaatkan hasil produksi sanggar kami,” tutup Safitri.(*)
Laporan Tyas Pambudi, Wartawan Jejamo.com