Jejamo.com, Lampung Timur – Sudiono, warga Dusun Bumiasri, Bumiharjo, Batanghari, Lampung Timur sudah 5 tahun lebih mengais rezeki sebagai petugas kebersihan di Pasar Tribuono atau yang biasa disebut sebagai Pasar Templek.
Demi menafkahi istri dan ketiga anaknya, ia rela bergumul dengan sampah tiap hari sebagai petugas kebersihan. Meskipun begitu, Sudiono tetap semangat menjalani pekerjaannya tanpa ada rasa jijik.
Sudiono mengaku sejak tahun 2010 dirinya menjalani pekerjaannya untuk membersihkan sampah di Pasar Templek. “Karena pengelola pasar masih mempercayakan pekerjaan ini terhadap saya. Makanya saya masih bisa bertahan sampai saat ini untuk bekerja sebagai petugas kebersihan,” ujarnya kepada jejamo.com, Sabtu, 16/4/2016.
Menurutnya, aktifitas berdagang di pasar itu, biasanya para pedagang mulai buka sejak pukul 06.30 pagi kemudian tutup sekitar pukul 11.00 siang Wib.”Saya mulai kerjakan bersih-bersihnya sekitar pukul 11.30 Wib sampai dengan selesai. Atau biasanya menunggu sampai aktifitas perdagangan tutup,” ujar Sudiono.
Untuk upah bayaran yang didapatnya. Biasanya terima bulanan, yaitu Rp150 ribu per bulan dari pengelola pasar. Meskipun jauh dari kata cukup, namun Sudiono tetap mensyukuri setiap rezeki yang didapatnya dari hasil keringatnya sebagai petugas kebersihan pasar.
Menurutnya, untuk menambah penghasilan, selain dari upah bersih-bersih. Ia juga merangkap sebagai petugas parkir di pasar tersebut. “Saya juga merangkap sebagai juru parkir di pasar ini,” imbuh Sudiono.
Lebih lanjut Ia mengatakan. Penghasilannya dari jukir lah yang dapat menopang dan memenuhi kebutuhan keluarganya. “Untuk penghasilan menjadi jukir dalam sehari biasanya saya mendapat Rp 70 ribu. Lumayan lah mas, cukup untuk ngasih kebutuhan anak dan istri di rumah,” paparnya.(*)
Laporan Wahyu, Wartawan Jejamo.com