Jumat, November 8, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Bekerja di Google, Antara Kebanggaan dan Penderitaan

Karyawan Google. | Ist.
Karyawan Google. | Ist.

Jejamo.com – Bekerja di Google mungkin menjadi salah satu kebanggaan bagi siapapun. Dengan fasilitas yang sangat modern dan nyamannya kantor-kantor di Google, seseorang mungkin bisa dianggap sebagai orang jenius dan orang paling beruntung.

Akan tetapi, pengakuan mantan pegawai dan pegawai Google justru sebaliknya. Mereka mengaku kerja di Google memiliki pengaruh negatif, baik diri sendiri dan karir di masa depan. Dilansir dari laman merdeka.com, berikut pengakuan beberapa mantan pegawai Google.

1.Merasa tak spesial
Satu hal yang pasti, Google hanya mempekerjakan orang-orang yang sangat cerdas saja. Menurut Lutz Enke, pegawai Google Hamburg, semua rekan kerjanya jenius dan berkontribusi besar pada perusahaan. Hal ini lah yang membuat pegawai lain merasa tak spesial karena ‘terkepung’ banyak orang hebat di sekitarnya.

Hal ini diamini oleh mantan pegawai Google, Dmitry Belenko. Pria ini mengatakan bila kerja di Google membuat banyak orang harus rela kompromi dengan ego. Banyak orang cerdas yang akhirnya meresa mereka bukan apa-apa di Google dan akhirnya justru menghancurkan kepercayaan dirinya.

2.Terkucilkan dari teknologi lain
Kerja di Google secara otomatis membuat pegawainya berkutat dengan software buatan Google. Hasilnya, mayoritas pegawai Google hanya akan akrab dan jadi pakar di software-software yang hanya ada di lingkungan Google.

Ini membuat Jesse McGrew, mantan pegawai Google, merasa terkucilkan dari software lain. Hal ini membuatnya tidak bisa menyalurkan atau menularkan ilmu yang dia dapat orang lain di luar Google. Selain itu, pengalaman kerja di Google pun diakuinya tidak banyak membantu untuk masuk kerja di perusahaan teknologi lain akibat ekslusifnya software yang dipakai Google.

3.Tak berkembang dan susah naik jabatan
Menurut Stephen Kurtzman, mantan pegawai Google, sebagai ahli software sangat sulit untuk berkembang di Google. Mayoritas orang yang diterima kerja di Google mempunyai kualitas melebihi dari tuntutan pekerjaan.

Imbasnya, mereka tidak mendapat lingkungan yang ‘menantang’ dan ujung-ujungnya skill tidak berkembang. Ini adalah kabar buruk bagi mereka yang baru memulai kerja, sebab Kurtzman mengatakan bila tahun-tahun awal kerja adalah masa paling penting bagi sisa karir di masa depan.

Selain itu, karena banyak rekan kerja yang tidak kalah jenius, bahkan lebih hebat, akan terasa susah untuk naik jabatan di Google. Kurtzman menambahkan akan terlihat perbedaan kemajuan karir yang signifikan antara seseorang yang kerja di perusahaan lain dengan lingkungan lebih menantang ketimbang di Google.

4.Manajemen buruk, mudah bosan
Stephen Kurtzman mengungkapkan salah satu alasan banyak orang hengkang dari Google adalah munculnya kebosanan akibat mengerjakan hal-hal yang di bawah kemampuannya. Akhirnya terasalah bila pekerjaan mereka tidak mampu memuaskan secara profesional dan intelektual.

Parahnya lagi, beberapa mantan pegawai Google sama-sama setuju bila manajemen Google tergolong buruk. Tidak hanya rekan kerja, para manajer banyak disebut memiliki kecerdasan emosi (EQ) rendah dan tidak terlalu menginspirasi anak buahnya. (*)

Populer Minggu Ini