Jejamo.com, Bandar Lampung – Tanggal 22 April 2015 diperingati sebagai Hari Bumi. Hari Bumi pertama kali diperingati pada 1970. Penggagasnya adalah Gaylord Nelson. Ia adalah seorang senator Amerika Serikat dari Wisconsin yang juga pengajar lingkungan hidup.
Namun, isu Hari Bumi ini mulai muncul sejak 1969 atau setahun sebelumnya melalui pidatonya di Seatlle. Ia mendesak memasukkan isu-isu kontroversial, salah satunya mengenai lingkungan hidup.
Gagasan Nelson kemudian didukung oleh masyarakat sipil. Puncaknya, diadakan peringatan Hari Bumi pertama kali pada 22 April 1970.
Pada peringatan yang perdana itu, 20 jutaan orang turun ke jalan berdemonstrasi dan memadati Fifth Avenue di New York untuk mengecam perusak bumi.
Tanggal 22 April ternyata bertepatan dengan musim semi di Northern Hemisphere (belahan bumi utara) sekaligus musim gugur di belahan bumi selatan. Sejak itu, setiap tanggal 22 April, seluruh dunia memperingati Hari Bumi.
Hari Bumi adalah bentuk kampanye dalam mengajak orang peduli terhadap lingkungan hidup. Hari Bumi menjadi sebuah gerakan yang mendunia. Pelaksanaannya di seluruh dunia dikoordinasi Earth Day Network’s, sebuah organisasi nirlaba yang anggotanya lembaga swadaya masyarakat (LSM) seluruh dunia.
PBB memilih tanggal 20 Maret, saat di mana matahari tepat di atas khatulistiwa, sebagai momentum Hari Bumi. Ini mengacu pada ide “hari bagi orang-orang Bumi” yang dicetuskan aktivis perdamaian John McConnell.
Hari yang lebih dikenal sebagai “Hari Bumi Equinoks” ini diperingati PBB setiap tahun sejak 21 Maret 1971. Namun, PBB juga mengakui tanggal 22 April sebagai Hari Bumi yang dilaksanakan secara global.
PBB resmi merayakan 22 April sebagai “International Mother Earth Day“. Peringatan Hari Bumi ini adalah pengangkatan isu global tentang lingkungan hidup yang kerap dilupakan orang.(*)