Rabu, November 13, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Bappeda Bandar Lampung Nyatakan Pembangunan Kota Tapis Berseri Kedepankan Aspek Lingkungan

 Sekretaris Bappeda kota Bandar Lampung, Dirmansyah saat diwawancarai Jejamo.com di ruang kerjanya, Jumat 22/4/2016 | Tama/jejamo.com

Sekretaris Bappeda kota Bandar Lampung, Dirmansyah saat diwawancarai Jejamo.com di ruang kerjanya, Jumat 22/4/2016 | Tama/jejamo.com

Jejamo.com, Bandar Lampung – Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bandar Lampung menyatakan telah merencanakan pembangunan sesuai dengan visi misi Pemerintah Kota Bandar Lampung yang mengedepankan aspek lingkungan.

“Misalnya, dalam pembangunan infrastrukrur, ada koefisien dasar bangunan (KDB) seperti aturan pembangunan maksimal 60 persen yang sesuai dengan struktur wilayah di perda Rt/Rw nya apabila ada  resapan air dan tangkapan air hujannya guna menjaga lingkungan,” kata Sekretaris Bappeda kota Bandar Lampung, Dirmansyah saat diwawancarai Jejamo.com di ruang kerjanya, Jumat 22/4/2016.

Dalam menentukan perencanaan, lanjut Dirmansyah, Pihaknya juga harus memikirkan pembangunan yang berkelanjutan, misalnya sekolah, setiap anak muridnya mendapatkan bantuan buat modul sisipan pembelajaran iklim dari Pemkot yang bekerjasama dengan Mercy Corps Indonesia dan dilaksanakan oleh Unila.

” Siswa SD kelas 4-5 dan SMP kelas 1-2 akan disisipkan pembelajaran mengenai perubahan iklim agar tidak membuang sampah sembarangan supaya nantinya bisa menjaga kelestarian lingkungan. Setiap sekolah juga mempunyai Green Teacher community yang sangat aktif membangun sekolahan agar selalu hijau berseri,” ungkapnya.

Ia mengatakan, pihaknya setiap tahun selalu mengkampanyekan sumur resapan dan lubang biopori dalam rangka meresapkan air tanah di 20 kecamatan se-kota Bandar Lampung.” Kota Bandar Lampung sendiri mempunyai sekitar 2 juta lubang biofori. Sayangkan kalau kota Bandar Lampung tidak mempunyai sumur resapan biofori agar air hujan ini tidak terbuang percuma,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya bersama Mitra Bentala, Walhi dan Watala membentuk tim kerja mengenai perubahan iklim seperti membuat sumur resapan yang masuk dalam program The Asian Cities Climate Change Resilience Network (ACCCRN). “Hanya dua kota saja yang masuk dalam program ACCCRN, yakni Bandar Lampung dan Semarang,” ucapnya

Ia menambahkan, apabila ada masyarakat kota Bandar Lampung yang mau membangun rumah di wilayah resapan air, maka hanya boleh menggunakan sekitar 30 persen dari total kepemilikan tanahnya. Pasalnya tanah sisanya tidah boleh ditutupi dengan semen agar adanya tanah resapan air. “Izin bangunannya akan dibatasi. Seperti lembah hijau, bangunan ada dan lebih bagus karena konservasi terjaga,” tandasnya. (*)

Laporan Arif Wiryatama, Wartawan Jejamo.com

Populer Minggu Ini