Jejamo.com – Direktur Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) James Comey pada , mengatakan badan itu mengeluarkan uang hingga lebih dari US$ 1.34 uta atau setara dengan Rp 17,6 miliar, untuk membobol sistem keamanan iPhone milik tersangka teroris. Kamis, 21 April 2016.
Comey bahkan mengatakan, jumlah uang yang dikeluarkan itu melebihi gajinya hingga pensiun nanti. Angka itu menunjukkan, FBI mengeluarkan uang dengan jumlah terbesar yang pernah dipublikasikan untuk teknik meretas, setelah sebelumnya mereka juga mengeluarkan US$ 1 juta atau setara Rp 13,1 miliar, untuk perusahaan keamanan informasi Amerika, Zerodium, guna membobol ponsel.
Comey yang berbicara di Forum Keamanan Aspen di London, ditanya oleh moderator berapa banyak FBI membayar perangkat lunak untuk membobol iPhone. “Banyak. Lebih dari yang akan saya hasilkan di sisa pekerjaan ini, yaitu 7 tahun dan 4 bulan. Tapi itu dalam pandangan saya layak,” kata Comey.
Departemen Kehakiman mengatakan, pada Maret lalu, mereka telah membuka iPhone penembak di San Bernardino dengan bantuan pihak ketiga yang tak dikenal serta menghentikan kasus gugatannya dengan Apple.
Comey mengatakan FBI dapat menggunakan perangkat lunak untuk ponsel San Bernardino dan untuk iPhone 5C lainnya, yang memiliki perangkat lunak iOS 9. FBI memperoleh akses ke iPhone yang digunakan oleh Rizwan Farook, salah satu penembak yang menewaskan 14 orang di San Bernardino, California, pada 2 Desember 2015 lalu.
Kasus ini kemudian memunculkan perdebatan mengenai enkripsi perusahaan teknologi, apakah dapat melindungi privasi atau justru membahayakan masyarakat.(*)
Tempo.co