Jejamo.com, Bandar Lampung – Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandar Lampung Yoso Muliawan mengatakan, dalam sejarah AJI, tidak ada yang menjadi ketua sampai dua kali. Jika sampai itu terjadi, artinya regenerasi organisasi mandek.
“Meski jumlah kami sedikit, tak ada ketua AJI yang menjabat sampai dua kali. Ini bukti regenerasi kami baik,” kata dia kepada Jejamo.com di sekretariat organisasi profesi ini, Sabtu 23/4/2016.
Yoso mengatakan, regenerasi itu penting supaya organisasi tidak bergantung pada satu orang. “Tergantung pada satu orang adalah bibit kekuasaan yang otoritarian. Kita mesti ambil pelajaran dari Orde Baru yang tertumpu pada Soeharto sehingga pers menjadi mandul,” kata dia.
Yoso menjelaskan, organisasi profesi pers mesti melakukan regenerasi yang baik dan kontinu. Dengan begitu, semua berkesempatan menjadi pemimpin.
“Organisasi yang baik adalah yang membuka peluang buat anggotanya berkiprah secara kontinu dan matang untuk kemudian ambil peran sebagai pemimpin,” kata dia.
Selama AJI Bandar Lampung berdiri, semua dijabat orang yang berbeda. Mereka berturut-turut adalah Oyos Saroso HN, Firman Seponada, Ibnu Khalid, Juwendra Asdiansyah, Wakos Reza Gautama, dan Yoso Muliawan.
AJI Bandar Lampung sendiri akan menggelar konferensi tingkat kota untuk memilih ketua dan sekretaris baru periode 2016-2019 pada 30 April mendatang di Aula Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Lampung.(*)
Laporan Adian Saputra, Wartawan Jejamo.com