Minggu, November 10, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Dapat Gaji, Sejumlah Warga Afghanistan Bergabung dengan Taliban

Pejuang Taliban | ist
Pejuang Taliban | ist

Kabul, Jejamo.com – Afghanistan sempat mengalami masa-masa kejayaan usai pasukan koalisi memukul mundur Taliban. Kabul dibangun lagi. Pebisnis dan investor menggelontorkan jutaan dolar untuk membangun negeri itu.

Namun, pada Agustus lalu, Taliban berhasil merebut kembali kota utara Kunduz. Kabul pun kembali membara. Pasukan militer asing diturunkan di ibukota itu. Serta merta para investor dan pebisnis angkat kaki. Perekonomian Afghanistan pun terjun bebas.

Ketika rakyat sengsara, kelompok militan Taliban justru gembira. Rakyat rela berpaling ke Taliban demi makanan di meja mereka.

Seorang warga yang baru saja direkrut oleh Taliban. Satu-satunya alasan ia mau bergabung dengan kelompok militan tersebut adalah karena tak dapat membeli makanan.

“Aku ingin bergabung dengan mereka karena tidak ada pekerjaan dan masalah ekonomi,” ucap warga yang enggan diungkap identitasnya tersebut seperti dilansir dari CNN, Jumat, 9/10/2015.

Warga lain memamerkan ijazah SMA-nya mengatakan bahwa meski mengenyam bangku kuliah, ia tetap saja tak mendapatkan pekerjaan. Menurutnya, Taliban menawarkan imbalan lebih banyak ketimbang yang ditawarkan tentara nasional.

“Aku tak perlu mengerti pemikiran mereka. Satu-satunya alasanku untuk bergabung dengan mereka adalah masalah ekonomi dan pengangguran,” ucapnya.

Seorang veteran tentara meyakinkan kedua warga tersebut untuk bergabung ternyata mengalami nasib serupa. Ia pernah bekerja di salah satu perusahaan asing yang mengeluarkannya setelah kontrak habis.

“Aku menghabiskan semua tabungan untuk menghidupi keluargaku dan tidak memiliki sumber pendapatan lain, jadi aku memilih bergabung dengan mereka (Taliban),” tuturnya.

Sebenarnya, kehidupan di Kabul berangsur membaik. Pertokoan kembali dibuka dan lampu terang benderang di sekitar kota.

Namun, mereka tak lantas dapat bernapas lega. Jatuhnya Kota Kunduz ke tangan Taliban menggemparkan Afghanistan membuat masyarakat di Kabul mempertanyakan nasib mereka selanjutnya.(*)

Populer Minggu Ini