Jejamo.com – Radang amandel atau tonsil kini kian banyak terjadi pada anak dan orang dewasa. Amandel sendiri sejatinya menjadi bagian dari sistem kekebalan tubuh, karena berfungsi menangkal infeksi kuman di mulut. Meski demikian, amandel sendiri bisa terinfeksi, sehingga menjadi radang dan membesar.
Dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), Bagas Wicaksana mengungkapkan, sakit amandel ada yang bersifat akut dan kronis. “Sakit amandel akut hanya satu sampai dua minggu. Kalau kronis, bisa muncul lebih dari lima kali dalam satu tahun,” ujar Bagas. Kamis, 28/4/2016.
Sakit amandel bisa terjadi pada anak-anak hingga orang dewasa. Gejalanya antara lain, nyeri tenggorokan, sakit saat menelan, dan batuk. Jika sudah kronis, bisa disertai demam, kelelahan, dan mendengkur saat tidur karena saluran napas menyempit. Bahkan, amandel yang bermasalah bisa menyebabkan susah napas.
“Saking besarnya amandel pasti mengganggu. Bisa terjadi Obstructive Sleep Apnea yaitu berhenti napas saat tidur,” jelas Bagas.
Amandel membesar karena mengalami peradangan. Jika radang sudah kronis atau cukup parah, amandel pun tak lagi berfungsi melindungi mulut dari masuknya kuman penyebab infeksi.
Pada kasus radang amandel yang akut, tindakan pengangkatan amandel belum diperlukan. Namun, jika sakit amandel tak kunjung hilang dan sudah mengganggu, seperti sakit saat menelan hingga mengeluarkan nanah, tindakan operasi pengangkatan amandel pun diperlukan.(*)
Kompas.com