Jejamo.com, Tulang Bawang Barat – Pembudidayaan ternak kambing etawa di Tiyuh Margodadi, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat, mengalami banyak kendala. Hal itu dikatakan Kepala Tiyuh Margodadi Sadirman, Senin, 2/5/2016.
Menurut Sadirman, Tiyuh Mardodadi pada tahun 2012 lalu pernah mendapatkan bantuan kambing peranakan etawa. Namun hingga kini pengembangbiakannya banyak mengalami kendala.
“Kendala yang paling utama peternakan kambing etawa adalah iklim di tulang bawang barat yang cukup panas,” jelasnya saat diwawancarai jejamo.com.
Menurut Sadirman, karena iklim yang cukup panas tersebut mengakibatkan kurangnya produksi susu yang didapat dari kambing etawa.
“Dari sentra peternakan yang berada, kami mengambil contoh per ekor kambing hanya dapat memproduksi susu sebanyak 500 ml sampai 750 ml tergantung besar kecilnya indukan kambing,” jelasnya.
Selain produksi susu yang minim, lanjutnya, kambing etawa di Margodadi juga lambat dalam hal berkembang biak dan lebih mudah terserang penyakit dibandingkan jenis kambing yang lain.
Menurut Sardiman, kalau dihitung secara rinci memelihara kambing etawa kurang menguntungkan bila dibandingkan dengan memelihara jenis kambing yang lain, karena butuh biaya yang lebih besar dan perawatan yang lebih rumit.
“Seandainya bisa memilih mas, lebih baik kami di beri bantuan sapi atau kambing kampung saja yang lebih cocok dengan iklim kita di sini, mudah perawatannya dan lebih tahan terhadap penyakit,” tukasnya.(*)
Laporan Buhairi Aidi dan Suhairi, Wartawan Jejamo.com
Komentar ditutup.