Jejamo.com, Bandar Lampung – Kepala Madrasah Aliyah (MA) Darul Ulum Desa Kaliasin, Tanjungbintang, Lampung Selatan, Nazrin Rosyadi, mengatakan, pendidikan sekarang kebanyakan mengejar profit. Pengelola sekolah hanya mengejar keuntungan yang besar. Di sisi lain, pemerintah belum serius mengelola anggaran untuk pendidikan.
“Kita memperingati Hardiknas setiap tahun. Namun, belum teraktualisasi dalam bentuk kemajuan di bidang pendidikan,” kata Nazrin kepada jejamo.com via ponsel, Selasa, 3/3/2016.
Ia mengatakan, slogan yang dicanangkan saban Hardiknas hanya bernuansa politis. Slogan mencerdaskan kehidupan bangsa, ujarnya, tidak didukung dengan konsep yang jelas.
“Pendidikan Indonesia, termasuk di Lampung ini, jalan di tempat. Enggak maju, enggak mundur. Semua elemen belum mau peduli dengan pendidikan,” kata dia.
Nazrin menawarkan sinergitas pemangku kepentingan supaya pendidikan di Lampung maju.
“Saya setuju, pendidikan berkualitas itu enggak perlu mahal. Semua bisa dijalankan kalau kita mau, dan didukung pemerintah,” pungkasnya.
Kemarin, 2 Mei 2016, Â segenap bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Hardiknas sendiri diambil dari tanggal lahir pahlawan Indonesia, tokoh pendidikan, dan pendiri Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara.(*)
Laporan Adian Saputra, Wartawan Jejamo.com
