Rabu, November 13, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Save The Children: Pemkot Bandar Lampung Harus Beri Penyuluhan Agar Anak Kecil Tak Dipaksa Bekerja

Para pengemis dan pengamen anak-anak yang biasa beroperasi di kawasan Saburai, Bandar Lampung | Tama/jejamo.com
Para pengemis dan pengamen anak-anak yang biasa beroperasi di kawasan Saburai, Bandar Lampung | Tama/jejamo.com

Jejamo.com, Bandar Lampung – Pemerintah Kota Bandar Lampung diminta melakukan penguatan bagi keluarga miskin guna mengantisipasi adanya anak kecil harus bekerja untuk mengais rezeki, baik menjadi pengemis, pengamen dan lainnya.

“Pemkot Bandar Lampung sebaiknya melakukan penyuluhan kepada keluarga miskin. Karena keluarga mempunyai peran penting dalam mendidik anak,” kata anggota organisasi Save The Children Lampung Renvi Liasari saat diwawancarai Jejamo.com melalui sambungan telepon, Selasa, 3/5/2016.

Menurutnya, penyuluhan bagi keluarga miskin ini untuk memberdayakan para orangtua guna meningkatkan perekonomiannya guna meminimalisir anak kecil berada di jalanan dalam mengais rezeki.

Seperti membuka akses lapangan pekerjaan, menciptakan tenaga kerja dan meningkatkan keterampilannya, serta  Pemerintah harus fokus mengembalikan anak di jalan untuk bersekolah.

“Para orangtua miskin ini kebanyakan tidak bekerja karena minim keterampilan, sehingga tidak bisa ikut berkompetisi di lingkungan kerjanya. Akhirnya, mereka berpendapat anak  merupakan aset untuk menghasilkan uang,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, organisasi Save The Children sendiri mempunyai program penguatan keluarga melalui  sosialisasi dan penarikan pekerja anak jalanan untuk diberikan pelatihan pola asuh baik ke keluarga.

“Tahun kemarin, sekitar 150-200 anak jalanan kita lakukan pembinaan untuk mengembalikan fungsi keluarga, sekolah dan memperhatikan kesehatannya. Kebanyakan anak jalanan tersebut berasal dari Pesawahan, Teluk dan Gunung Sula, Way Halim, Bandar Lampung,” jelasnya.

Ia berharap, ke depan tidak ada lagi anak dijalan yang bisa mngakibatkan dampak buruh, seperti pertumbuhan dan pengembangannya. “Ini merupakan bukti perlindungan anak belum maksimal. Karena tempat terbaik buat anak tetap sekolah. Namun, keadaan karena memaksa, akhirnya mereka berada di jalanan untuk membantu kebutuhan keluarga,” tandasnya. (*)

Laporan Arif Wiryatama, Wartawan Jejamo.com

Populer Minggu Ini