Motegi, Jejamo.com – MotoGP 2015 menyisakan tiga seri lagi dan Valentino Rossi kini memimpin klasemen dengan selisih 18 poin dari Jorge Lorenzo. Di sisa musim ini, mental bertarung Rossi di lintasan akan menemui ujian serius.
Rossi sukses mengatasi tekanan yang ada padanya di Motegi, Jepang ia berhasil finis posisi dua di belakang Dani Pedrosa. Sementara Jorge Lorenzo finish ke tiga.
Hasrat Rossi menjadi juara dunia MotoGP untuk yang kedelapan kalinya memang harus diiringi oleh ketenangan di lintasan dan ketangguhan mental di dalam dirinya.
Hal inilah yang harus kembali ditunjukkan oleh Rossi di Philip Island, Australia akhir pekan nanti. Ia harus mampu mengatasi banyaknya tekanan yang datang, baik itu dari Lorenzo yang merupakan rival utama maupun pebalap lainnya yang tak ingin jadi penghias lomba di sisa tiga seri musim ini. Selain Australia, MotoGP musim ini masih menyisakan GP Malaysia (25 Oktober) dan GP Valencia (8 November).
Besarnya tekanan Rossi di sisa musim ini bisa dilihat di laga GP Jepang Minggu (12/10). Rossi memang sukses mencapai target yang ia canangkan, finis di depan Lorenzo dan menambah selisih poin dari 14 angka menjadi 18 angka.
Namun hal itu tidak begitu saja didapat Rossi dengan mudah. Ia harus melalui perlombaan yang sulit dan baru berhasil mendahului Lorenzo di pengujung lomba.
“Dari segi fisik, perlombaan ini tidaklah terlalu menguras energi saya, namun dari segi mental, maka perlombaan ini sangat berat.”
“Sulit untuk terus mempertahankan konsentrasi karena sedikit saja lengah bisa berujung pada kesalahan,” tutur Rossi seperti dikutip dari CNN Indonesia, Senin, 12/10/2015.
Rossi kemudian menceritakan bagaimana perjuangannya mengejar Lorenzo saat trek mulai mengering. “Situasi kemudian menjadi sulit ketika lintasan mulai mengering. Ban yang saya gunakan mulai tak bisa dikontrol sepenuhnya dengan baik.”
“Rasanya saya seperti mengendarai perahu di lautan karena motor seolah bergerak ke segala arah,” ucap Rossi.
Di saat ia harus memacu motornya untuk mengejar Lorenzo, Pedrosa justru muncul dan merebut posisi dua darinya. Hal itu makin membuat Rossi dilanda tekanan yang besar.
“Saat itu situasi yang sulit bagi saya karena bila Pedrosa ada di depan saya dan Lorenzo juara, maka itu berarti saya kehilangan selisih sembilan angka dari Lorenzo.”(*)