Jejamo.com, Bandar Lampung – Tanggal 10 Mei diperingati Hari Lupus Sedunia. Lupus adalah penyakit yang terkait dengan kekebalan tubuh manusia. Penyakit ini karena ada anomali pada sistem dan kerja sel pertahanan tubuh manusia.
Dr. Hensen Tovic, spesialis penyakit lupus dan narkoba Poliklinik Polresta Bandar Lampung menjelaskan, penyakit lupus mayoritas dialami kaum perempuan. Gejalanya dimulai dari serangan sel antibodi dari dalam tubuh sendiri pada bentuk sistemik. Serangan lupus dinilai berbahaya dan memengaruhi organ dalam manusia yang vital.
“Kulit mudah menggosong, merasa lemah, demam, pegal-pegal, muncul ruam merah, nyeri sendi, anemia, dan rambut rontok,” ujarnya kepada jejamo.com di Kantor Diskominfo Lampung, Kamis, 12/5/2016.
kata Hensen, sel pertahanan tubuh yang seharusnya melindungi tubuh dari masuknya kuman atau gangguan eksternal lainnya, justru menyerang tubuh pemiliknya.
“Penyakit ini menjadi salah satu penyakit mematikan pada jenis eritematosus sistemik (SLE) atau yang disebut juga dengan systemic lupus erythematosus,” ujarnya.
Ia mengatakan, penyebab penyakit lupus dari internal dan eksternal. Eksternal karena faktor gaya hidup dan kondisi manusia, sementara internal karena faktor genetika.
“Penyebab eksternal penyakit lupus karena penggunaan antibiotik, sinar UV, dan obat-obatan berbahan dasar sulfa seperti bactrim dan septra. Selain itu, untuk menghindari penyakit ini jaga pola makan, hidup sehat serta banyak berolahraga,” ujarnya.
Hensen menambahkan, jika ada tanda dan ciri yang aneh pada kita, segera periksakan ke dokter.
“Lupus umumnya menyerang perempuan dari umur 15 sampai 40 tahun,” pungkas Hensen.(*)
Laporan Widyaningrum, Wartawan Jejamo.com