Jejamo.com, Amerika Serikat – Gereja Katolik di Baltimore, di Negara Bagian Maryland, Amerika Serikat (AS), mengungah data 71 pendeta yang diduga terlibat kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur ke situs resmi mereka.
Dilansir jejamo.com dari PressTV, pengungkapan kasus ini ke publik bertujuan agar para korban lain yang selama ini menyembunyikan derita yang dialaminya berani membuka suara.
“Tujuan utama dirilisnya data tersebut ke hadapan publik adalah mendorong para korban untuk berani mengadukan kasus tersebut,” ujar Juru Bicara Keuskupan Agung, Sean Caine.
Berdasarkan hasil penelusuran Caine, para korban biasanya menolak menceritakan masalah mereka karena merasa malu menjadi korban kekerasan seksual dan yakin bahwa ucapan mereka tidak akan dipercaya.
“Kami mendengar dari para korban bahwa rintangan terbesar untuk menceritakannya (kepada orang dewasa) adalah perasaan sendiri. Mereka merasa menjadi satu-satunya korban. (Karena mereka masih anak-anak, maka mereka takut) ucapan mereka tidak akan dipercayai,” terang Caine.
Terkait kasus ini, para korban meminta daftar nama pelaku pelecehan seksual dapat terus diperbarui secara lengkap. Seajuh ini, Gereja Katolik AS mencatat dari 1950 sampai 2011, sekira 6.900 pendeta katolik Roma di Negeri Paman Sam telah dilaporkan tersangkut kasus pelecehan seksual. Sementara jumlah korbannya mencapai sedikitnya 16.900 orang.(*)