Jejamo.com – Terpidana mati kasus narkotik, Mary Jane Fiesta Veloso, dipastikan tidak masuk ke daftar orang yang akan dieksekusi pada tahap ketiga. Kejaksaan Agung mengaku masih menunggu proses hukum yang masih berjalan.
“Hampir pasti bahwa dia tidak masuk ke daftar pelaksanaan eksekusi gelombang ketiga,” ujar Kepala Kejaksaan Tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta, Tony Tribagus Spontana, Jumat, 13/5/2016.
Pelaksanaan eksekusi mati para terpidana gelombang ketiga ini juga belum diketahui secara pasti. Rencananya, eksekusi para terpidana mati akan dilaksanakan di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, seperti pada gelombang pertama dan kedua.
Mary Jane masih dibutuhkan keterangannya untuk proses hukum perekrutnya di Filipina, yaitu Maria Christina Sergio. Namun, sampai saat ini, ibu dua anak itu belum dimintai keterangan oleh penyidik dari Filipina.
Saat ini Mary Jane masih ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunanan Yogyakarta karena proses hukum kasus penyelundupan 2,6 kilogram sabu-sabu itu masih berjalan di negaranya. Maria merupakan orang yang merekrut Mary Jane menjadi kurir sabu-sabu ke Indonesia pada 2010 seberat 2,6 kilogram. Mary Jane ditangkap di Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta.
Penundaan eksekusi mati pada tahun lalu itu berdasarkan permintaan pemerintah Filipina untuk pengungkapan kasus yang melibatkan Mary Jane. Presiden Joko Widodo memerintahkan untuk menunda eksekusi matinya.
Penasihat hukum Mary Jane, Agus Salim, menyatakan pihaknya akan melakukan upaya hukum lain setelah ada keputusan dari kasus Maria di Filipina. Meskipun grasi sudah ditolak Presiden dan peninjauan kembali juga ditolak, ada harapan jika keputusan pengadilan di Filipina menyatakan kliennya hanya sebagai korban. “Kami upayakan, minimal bukan hukuman mati untuk MJ,” ucapnya.(*)
Tempo.co