Rabu, November 13, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Riset: Konsumsi Daging Tiap Hari Tingkatkan Risiko Kanker dan Kematian

Ilustrasi. | Ist.
Ilustrasi. | Ist.

Jejamo.com – Mengonsumsi daging sangat baik, beberapa keunggulannya adalah daging mengandung banyak protein sehingga dapat menunjang pertumbuhan jaringan tubuh.

Selain itu daging juga kaya akan zat besi, seng dan selenium yang baik untuk hemoglobin, metabolisme dan membantu menghancurkan zat-zat kimia dalam tubuh.

Namun beberapa kebaikan tersebut, daging tak sepenuhnya baik. Apalagi jika dikonsumsi terlalu sering, beberapa penelitian mengatakan mengkonsumsi daging terlalu sering dapat meningkatkan resiko kanker payudara dan penyakit ginjal.

Sebuah tinjauan penelitian berskala besar yang melibatkan lebih dari 1,5 juta orang menemukan angka kematian lebih tinggi pada mereka yang makan daging, terutama daging merah atau daging olahan, setiap hari.

Dikutip dari tempo.co, penelitian ini mengkaji efek mengkonsumsi daging terus menerus. Kajian dengan judul apakah daging membunuh kita? Ini dilakukan oleh dokter dari Mayo Clinic di Arizona dan diterbitkan Journal of American Osteopathic Association, Kamis, 5 Mei 2016.

Para penulis menganalisis enam studi yang mengevaluasi efek diet daging dan vegetarian pada kematian. Tujuannya memberi dokter petunjuk berbasis bukti tentang apakah mereka harus mencegah pasien dari makan daging.

Rekomendasi mereka: dokter harus menyarankan pasien membatasi produk hewani bila mungkin dan mengkonsumsi lebih banyak nabati daripada pada daging.

“Data ini memperkuat apa yang telah kita diketahui begitu lama—diet Anda memiliki potensi besar untuk menyakiti atau menyembuhkan,” kata Brookshield Laurent, asisten profesor ilmu kedokteran keluarga di New York Institute of Technology College of Osteopathic Medicine.

“Bukti berdasarkan klinis ini dapat membantu dokter dalam memberikan saran kepada pasien tentang peran penting pola makan, yang mengarah pada peningkatan perawatan pencegahan.”

Sedangkan temuan untuk populasi Amerika Serikat dan Eropa agak berbeda. Data itu menemukan kenaikan paling tajam angka kematian pada kenaikan asupan daging merah. Studi 2014 itu diikuti lebih dari satu juta orang berusia 5,5-28 tahun.(*)

Populer Minggu Ini