Jejamo.com, Bandar Lampung – Wakil Rektor Universitas Lampung Bidang Akademik Bujang Rahman mengatakan, tahun ini unila mengalokasikan 5 persen kuota untuk mahasiswa melalui jalur Penerimaan Mahasiswa Perluasan Akses Pendidikan (PMPAP). Yaitu sebanyak 239 calon mahasiswa tidak mampu dari 5101 siswa yang diterima tahun ini.
“Unila tahun ini mengalokasikan 5 persen dari total penerimaan mahasiswa baru, melalui jalur PMPAP. kuota ini khusus untuk calon mahasiswa yang betul-betul tidak mampu secara ekonomi,” ucap Bujang, Senin, 16/5/2016.
Program PMPAP ini diperuntukkan bagi para siswa SMA/SMK/MA dari kabupaten dan kota se-Lampung yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana dan berasal dari keluarga prasejahtera.
Untuk mekanisme program, Unila membebaskan biaya kuliah secara penuh selama delapan semester. “Mereka akan dibebaskan dari biaya perkuliahan, namun bukan biaya hidup, jadi agar dipahami betul,” kata Bujang.
Program PMPAP yang diinisiasi Unila merupakan usaha untuk memutus mata rantai kemiskinan karena rendahnya pendidikan. “Mengingat fenomena yang muncul di berbagai pelosok daerah terpencil, rata-rata mereka yang kurang mampu cenderung memiliki banyak anak dan menikah dengan mereka yang juga berasal dari kalangan prasejahtera,” terang Bujang.
Dengan fenomena tersebut, maka kemiskinan akan terus menjadi persoalan dan mata rantainya sulit untuk diputus. Oleh karena itu Unila membuka PMPAP yang mana program ini disediakan agar dapat membantu memberikan akses bagi semua lapisan masyarakat.
Sebelumnya, tahun penerimaan 2015/2016 kemarin kuota PMPAP Unila Sebesar 10 persen.(*)
Laporan Widyaningrum, wartawan Jejamo.com
