Jejamo.com, Tulangbawang Barat – Petani padi di Tiyuh Dayamurni, Kecamatan Tumijajar, Tubaba mengeluhkan anjloknya harga gabah yang kini mereka hadapi setelah panen raya. Selain itu, menurunnya hasil panen juga kian menekan pendapatan mereka musim panen ini.
Menurut Gofur, salah satu petani setempat, harga gabah saat ini terus merosot hingga berkisat Rp 3.100 sampai Rp 3.300 per kilo. Padahal, bulan sebelumnya harga gabah masih berkisar antara Rp 4.400 sampai Rp 4.500 per kilo.
“Harga anjlok dan kami tak bisa menyimpan padinya karena sudah banyak kebutuhan yang mendesak. Uang hasil jual panen ini memang sudah ditunggu-tunggu, tapi harganya malah hancur,” ujar Gofur ketika ditemui dilahan sawahnya, Senin, 16/5/2016.
Selain harga gabah yang terus merosot, Gofur juga mengeluhkan hasil panen yang berkurang akibat kurangnya pasokan air pada saat musim tanam lalu. Belum lagi harga pupuk dan obat-obatan yang terus naik.
Gofur berharap pemerintah setempat dapat menstabilkan harga gabah agar petani tak merugi terlalu dalam. Untuk masa tanam kedepan, Gofur juga meminta harga pupuk dan obat-obatan dapat ditekan. Sementara suplai air dapat ditingkatkan agar panen dapat maksimal.(*)
Laporan Buhairi Aidi dan Suhairi, wartawan jejamo.com.