Rabu, November 13, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Militer Irak Mulai Bebaskan Pinggiran Kota Fallujah dari Cengkraman ISIS

Pasukan Iraq
Sejumlah anggota militer Iraq mulai memasuki pinggiran kota Fallujah. | Presstv.ir

Jejamo.com – Pasukan militer Irak mengaku telah berhasil membebaskan sebuah distrik di Fallujah, Irak bernama Gourman dari cengkraman ISIS. Hal ini disampaikan Komando Operasi Bagdad kepada koresponden saluran televisi Al Arabiya News. Senin, 23/5/2016.

Pengumuman itu disampaikan setelah pasukan Irak bentrok dengan militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di dekat Fallujah pada Senin, 23/5/2016, dengan membombardir pusat-pusat distrik selama beberapa jam untuk merebut kembali kawasan itu dari kaum militan.

“Distrik pertama yang dikuasai pasukan pemerintah berada di kawasan al-Hayakil, sebelah selatan pinggiran kota,” kata warga setempat. “Pasukan Irak juga bergerak mendekati pinggiran utara Garma,” ujar pejabat kota.

Al Arabiya dalam laporannya, Senin kemarin, mengatakan gempuran udara dan tembakan mortir menghajar kawasan di sekitar tempat militan ISIS mendirikan markas tempurnya. “Serangan bom berhasil mengusir kaum militan,” tulis Al Arabiya.

Sementara, Senin kemarin, Perserikatan Bangsa-Bangsa mendesak semua pihak yang bertikai memberi “koridor aman” kepada penduduk sipil untuk menyelamatkan diri dari peperangan.

“Sekitar 50 ribu warga sipil di kota terancam jiwanya selama perang berlangsung antara militan ISIS dan pasukan pemerintah Irak,” ujar juru bicara PBB.

Sebelumnya, pemerintah meminta warga sipil meninggalkan daerah itu dan menyediakan koridor aman di selatan Fallujah. Beberapa warga yang meninggalkan kota mengatakan mereka bergerak dalam kondisi relatif aman di luar utara daerah perang, tapi bom ranjau yang ditanam di jalan menghambat perjalanan mereka.

Irak dan pejabat Amerika Serikat memperkirakan masih ada sekitar 100 ribu penduduk sipil yang tinggal di Fallujah, sebuah kota di dekat Sungai Eufrat, yang sangat populer dalam sejarah. Selama perang enam bulan di kawasan ini, penduduk setempat kekurangan bahan makanan dan obat-obatan, serta menimbulkan krisis kemanusiaan.(*)

Tempo.co

Populer Minggu Ini