Jejamo.com – Pemerintah Rusia segera mendirikan monumen peringatan untuk dua tokoh dari era Uni Soviet, penulis dan sastrawan pembangkang Soviet, Boris Pasternak, dan pencipta senjata otomatis AK-47, Mikhail Kalashnikov.
Monumen kedua tokoh Rusia itu akan diletakkan tepat di kawasan Oruzheyny Pereulok di pusat kota Moskow, seperti dilansir The Moscow Times, Rabu, 25/5/2016.
Monumen Pasternak berdiri dengan sebuah buku di tangannya yang dibuat oleh pematung Rusia, Zurab Tsereteli. Patung akan diletakkan di dekat rumah kelahiran penyair tersebut.
Sementara monumen Mikhail Kalashnikov akan muncul di persimpangan Oruzheyny Pereulok dan Krasnoproletarskaya Ulitsa.
Pembuatan hingga instalasi patung didukung oleh Masyarakat Militer-Historical Rusia (RMHS) dan diperkirakan menelan biaya 35 juta rubel atau setara Rp 7,3 miliar.
Boris Pastenak adalah seorang penyair dan penulis Rusia yang terkenal di dunia Barat karena novel epiknya Dr. Zhivago, yang mengisahkan tragedi di seputar masa terakhir Kekaisaran Rusia dan hari-hari awal Uni Soviet. Novel tersebut diterbitkan di Italia pada tahun1957.
Sedangkan pada 1942, Tentara Merah Uni Soviet menjalankan proyek untuk menciptakan senjata mesin yang ringan dan mudah dioperasikan. Dalam proyek ini, terdapat tenaga perancang ternama, yakni G.S. Shpagin, V.A. Degtyarev, Kalashnikov, serta Aleksei Ivanovich Sudayev. Pertandingan perancangan senjata mesin/otomatis ini ternyata dimenangi oleh Aleksei Ivanovich Sudayev dengan model PPS-43.
Meski kalah, rancangan Kalashnikov diperhatikan oleh Jenderal Anatoly Arkadaevich Blagonravov, pemegang kunci dalam program persenjataan Uni Soviet dan komisaris “Artilleriskoi Akademi RKKA im Dzerzhinskogo”.
Pada 1947, Kalashnikov merancang AK-47. Berkat keuletannya pada1948, Kolonel Teknik Vladimir Sergeyevich memberi selamat kepada Kalashnikov karena rancangannya berupa “Avtomat Kalashnikova” diterima menjadi senapan standar, dan pada 1949 senapan serbu AK-47 (Avtomat Kalashnikova Obrazetsa) berkaliber 7,62 milimeter ini mulai secara luas dipakai oleh Tentara Merah.
Senjata ini diproduksi secara massal antara 1948-1951, model berikutnya antara 1952-1954, lalu diterbitkan lagi model ketiga yang tetap dinamai AK-47 dan pada 1959 diperkenalkan model AKM.
Senjata ini begitu populer di dunia karena mudah dioperasikan di berbagai medan tempur. Bahkan popularitas senapan rancangannya menjadi simbol-simbol perjuangan kaum antikemapanan, gerilyawan, hingga bendera nasional, seperti halnya bendera Negara Mozambik, bendera Hizbullah.(*)
Tempo.co