Jejamo.com, Bandar Lampung – Sejumlah nelayan di pesisir laut Sukaraja, Telukbetung Selatan, Bandar Lampung, mengeluhkan sampah yang berasal dari aliran Sungai Kuala. Sampah diduga dari buangan warga Bandar Lampung ke sungai.
Saat menjaring ikan dengan payang, bukan ikan yang didapat, justru sampah plastik. Akibatnya, penghasilan nelayan Sukaraja menurun drastis.
Jepri (50), nelayan Sukaraja menjelaskan, nelayan harus mengambil ikan yang jumlahnya tidak banyak dari tumpukan sampah plastik. Satu per satu mereka memilih ikan dari dalam payang yang lebih banyak diisi sampah.
“Lihat sendiri, lebih banyak sampah ketimbang ikan. Kami pikir waktu narik payang ini isinya ikan semua, eh sampah malahan,” ujarnya.
Menurutnya, bukan hanya sampah plastik yang dibuang masyarakat Bandar Lampung ke sungai.
“Beling dan kayu juga banyak di sini, ada nelayan yang terkena beling di kakinya,” urainya.
Ia mengatakan, kondisi pinggir pantai Sukaraja ini sudah sejak tahun 1980-an.
“Jangan buang sampah ke sungai lagi karena kalau musim hujan tempat kami mencari ikan dipenuhi sampah. Bahkan, bisa jalan-jalan kaki di atas tumpukan sampah,” kata dia.
Penghasilan sejumlah nelayan Sukaraja mengalami penurunan drastis karena banyaknya sampah.
“Kalau dibandingkan dulu, nelayan pakai payang bisa berember-ember bahkan berdrum-drum kami dapat ikan. Sekarang beda. Kalau gini terus, kami hanya dapat duit untuk buka puasa saja,” tandasnya.
Menurutnya, menggunakan payang membutuhkan waktu yang lama dan menghabiskan tenaga.
“Menurunkan payang perlu waktu dua jam lebih. Menariknya butuh dua jam juga. Namun, hasilnya mengecewakan,” kata dia.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com