Jejamo.com – Badan Keamanan Nasional Amerika NSA baru-baru ini menjelaskan mengapa mereka tak bisa membantu FBI membobol enkripsi iPhone 5c milik Syed Farook, pelaku penyerangan di San Bernardino.
Setelah hampir setengah tahun berlalu, NSA akhirnya angkat bicara. Lembaga keamanan AS tersebut mengatakan iPhone 5c tak populer sehingga sulit dimata-matai.
NSA menjelaskan bahwa ponsel-ponsel yang berada di bawah radar NSA adalah ponsel-ponsel yang banyak digunakan oleh target pengawasan.
“Kami tak memonitori semua jenis ponsel,” ujar direktur deputi NSA Richard Ledgett, sebagaimana dilaporkan BGR, Senin, 13/6/2016. “Jika tak ada orang jahat yang menggunakan ponsel tertentu, maka kami tak memata-matainya,” tutur Ledgett menambahkan.
Pernyataan itu mengisyaratkan bahwa iPhone 5c sejatinya bukan tipe ponsel andalan untuk para teroris atau pihak-pihak yang mengusik keamanan AS.
Ledgett mengklaim NSA bisa saja membantu FBI kala itu. Hanya saja, perlu waktu lumayan lama untuk mempelajari sistem iPhone 5c terlebih dahulu.
Pada akhirnya, FBI berhasil membobol enkripsi iPhone 5c dengan bantuan pihak ketiga. Pembobolan itu dilakukan untuk mengetahui alur komunikasi Farook dan kelompoknya.
Farook bertanggung jawab atas pengeboman dan penembakan di San Bernardino, AS, Desember 2015 lalu. Sebanyak 14 orang tewas dalam insiden itu. FBI sendiri sempat meminta Apple untuk membuat sebuah aplikasi yang bisa membuka “kunci” yang ada di iPhone 5c milik Farook. Akan tetapi, Apple menolak dengan alasan privacy pengguna.
Penolakan tersebut sempat membuat Apple bersitegang dengan FBI di meja hijau.(*)
Kompas.com