Jejamo.com – Microsoft secara resmi telah mengakuisisi LinkedIn seharga US$ 26,2 miliar atau setara Rp 349 triliun. Pembelian ini adalah salah satu merger teknologi terbesar dan memberikan raksasa software itu pijakan di dunia profesional online.
Sebelumnya Microsoft membeli Nokia seharga US$ 7,6 miliar atau setara Rp 101 triliun pada 2013 dan Skype seharga US$ 8,5 miliar atau senilai Rp 113 triliun pada 2011, dan menandai akuisisi terbesarnya dalam ranah media sosial.
LinkedIn didirikan pada tahun 2002 dan tumbuh menjadi jejaring sosial profesional terbesar, dengan 105 juta pengguna aktif bulanan dan lebih dari 433 juta akun.
Microsoft mengumumkan kesepakatan itu dalam sebuah posting blog pada Senin, 13/6/2016. “Tim LinkedIn telah mengembangkan bisnis yang fantastis dengan fokus menghubungkan profesional di dunia,” kata CEO Microsoft Satya Nadella di posting blog itu.
“Bersama-sama kita bisa mempercepat pertumbuhan LinkedIn, serta Microsoft Office 365 dan Dynamics saat kita berusaha untuk memberdayakan setiap orang dan organisasi di planet ini,” tambahnya.
LinkedIn telah berjuang sebagai perusahaan mandiri. Sahamnya menurun 43 persen dalam satu hari pada Februari setelah mengeluarkan proyeksi mengecewakan untuk tahun ini.
Kesepakatan itu menilai LinkedIn pada US$ 196 per saham, yang berarti Microsoft membayar premi 50 persen dari harga saham LinkedIn pada hari Jumat sekitar US$ 131.
Weiner akan tetap di perusahaan, menurut siaran pers. Sementara saham LinkedIn diduga melejit mengikuti berita itu, tapi pasar kurang bersemangat untuk Microsoft. Sahamnya turun 3,6 persen dalam perdagangan premarket pada Senin pagi.(*)
Tempo.co